Senin, 19 April 2010

A VS A


SHANDAL SUALOU : PEROLOG

Gerimis masih menyentuh permukaan bumi sore itu. Langit mendung tak berawan. Namun tak ada kilat yang biasa menyambar di hari hujan begini, langit menangis, namun ia tak mara seperti biasanya. Ia cuma menangis.
belasan orang berpakaian hitam masih berdiri terpaku menatap dua kuburan yang bersebelahan itu. Taburan kembang tujuh rupa bertengger menghiasi keduanya. Seorang wanita terlihat berjongkok, mengelus nisan keduanya sambil terus menghapus airmata dengan kerudung hitamnya.
"Alex, Nadia, kalian adalah sahabatku yang paling membekas di hati. Kalian adalah pasangan yang abadi.Sampai kapanpun, aku tak akan pernah melupakan semua kenangan kita bertiga di masa dulu." Ia mengusap lagi airmatanya yang kembali jatuh. "Semoga kalian tenang dan bahagia disana."
Tiba-tiba seorang gadis remaja berumur sekitar belasan tahun, menyeruak sambil terengah-engah. Ia mendekati wanita itu.
"Tante Lia! Mana Papa dan Mama? Alia baru aja dari rumah sakit, tapi kata tante-tante sadis di sekretariatnya, nggak ada tuh nama papa dan mama!"
Yang dipanggil Tante Lia menangis tersedu-sedu. Ia memeluk gadis itu.
"Lhe? Lhe? Kok malah nangis? Eh, lagian ini kuburan siapa si, Tan?" bisik gadis itu sambil menunjuk kedua nisan.
Yang ditanyai tak kunjung menjawab, malah semakin kencang menangis. Semua yang berkerumun menatapnya prihatin. Alia mulai gelisah.
"Tante . . . mereka gak dirawat disana, 'kan?" ia mulai menatap "Tante Lia".
Tante Lia diam dan memalingkan muka.
"Tante! Jawab!" mata gadis itu mulai berkaca-kaca dan menggoncang-goncang bahu Tante Lia.
Tante Lia mulai menjawab. "Li . . . Tante minta maaf . . ."
"Kenapa . . ."
"Tante gak cerita, Tante bohong bahwa Mama Papa kamu sakit dan dibawa pulang ke rumah sakit di Jakarta."
"Trus Papa Mama dimana sekarang!!!!"
"Papa Mama kamu dibawa pulang dari Amerika . . . karena kecelakaan!!!!!!!"
Gadis itu terdiam mematung. Tante Lia makin erat memeluknya.
"Maafin Tante, Alia!!!!!"
Gadis itu membisu. Ia menoleh ke arah batu nisan itu dan membacanya.
"NGGGAKKKK MUNGKIIIIINNNNN!!!!!!!!!!" ia menangis meraung. Tapi langit tak membiarkannya menangis sendiri.
Langit semakin deras menangis.
***
ALIA : GUE GAK NYANGKA.
"Andreeeeeeewwwwwwwwww!!!!!!!! Ayo Ndreeeewwwwwww!!!!!! Lo bisaaaaaaaa!!!!"
Andrew melompat . . . dannn . . . PLOSSSHHH . . . "MASUUKK!!!" gue menjerit bersama orang-orang (tepatnya, cewe-cewe) bebarengan, begitu denger bunyi "PLOSH" yang menentramkan hatiiiii. Andrew melirik ke arah gue yang dari tadi udah duduk manis sampe dirubung semut di tribun penonton. Ia mengacungkan jempol. Buat gue? BUAT GUE!!! Wiii . . . (dunia bergoyang)
Gak ada ruginya nonton sparing! Itu komen gue yang pingin rasanya gue jadiin berita terkini di Suara Merdeka. Meskipun berjam-jam, berhari-hari, bertaun-taun, ampe mati lumutan sekalipun . . . gue rela asal bisa ngeliat Andrew! Pangeran SMU Bakti Nusa! Leonardo Di'Caprio kedua! Andrew . . . oh Andrew . . . Andaikan lo jadi pacar gue . . . Lo Romeo gue Juliet . . .lo pangeran gue Cinderella . . . lo Beast gue Beauty-nya . . . eh salah! (tapi Beauty & d'Beast kan romantiz jugha . . .)
"Woy, woy . . . bangun bu . . . udah siang, mau arisan bu?"
Kaget gue! Tiba-tiba gue liat patung pancoran nyubit pipi gue.
"Heh, Rara! Demen amat lo ama pipi gue, ya? Sekali-kali cubit ndiri pipi o!"
"Abis . . . lo bengong tadi . . . gue takut lo kesambet arwah Amroji . . . ntar ngebom lagi lo!"
"Enak aja! Gue tadi ceting tau ama arwah Amroji! Katanya dia males ngrasukin anak-anak yang cantik, baik hati, nggak sombong dan suka menabung kayak gue!"
"SSSSSSSSSSSTTTTT!!!!!!!!"
Cewe-cewe yang duduk di sebelah gue mulai terusik kayanya. Matanya mendelik kaya Nyi Pelet mau melet tukang ojek. Gue milih diem, daripada ntar kepala gue dimasukin ke spiteng, hiiiii . . . shyereeeeeemmmmmmm!!! Rara apalagi, dia paling males cari ribut ama cewe, dia milih "Diam Tanpa Kata' ngikut Rian d'Masiv.
"Tetorerot! Tetorerot! Tetereret! Tetereret!"
Nada 'Lagu Santai'-nya Steven n' d' Coconutreez berdering merdu dari hape seken seharga 250.000 rupiah milik gue semata wayang. (cuman 'tetereret' aja merdu!)
Dengan tangan seribu gue mulai menggerayangi isi tas dengan semangat '47. Cewe-cewe tadi mendelik lagi. Takut ditimpuk, tangan gue seolah ngerti aja, ia cepet-cepet mencari kesegala sudut kaya polisi ngrazia PSK. Hingga akhirnya hape seken gue itu ketemu sedang seorang diri di tepak. TIT!
"Halo?"
"Halo, Alia?"
"Iaaa . . . ada apa Tante? beras abis? Apa mau dibeliin sayur gendot?"
"Bukaaaaaaaann! Ntar dulu! Kamu dimana sekarang?"
"Aku lagi di stadion, Tante . . . "
"Stadion? Apaan? Gelora Bung Karno? Paling juga kamu lagi liat sparing di halaman sekolah." Tante gue satu ini emangpinter nebak (dulu belajar ilmu nujum ama kanuragan dari Ki Joko Tolol~adeknya Ki Joko Bodo)
"Tuh, tau . . . emang ada apaan sih Tan? Cepet dong! Andrew mao maen lagi neeehhh . . . !"
"Iya iya ah! Ini . . . Tante mau bilang . . . kamu nanti pulang agak cepet ya sayang . . . ?"
"HAH!!!!! WHAT'S UPHHHHHH????? Yaelah Tante, masa sih aku disuruh ngandang cepet? Kaya Siti Nurbaya aja!"
"Ntar dulu! Jangan dipotong dong! Nih, kamu kenal . . . ah, tau Anton 'kan?"
"Woooh . . . anak Tante yang kul di STKIP itu? Kenapa? Mau kawin?
"Ngaco! Dia mau pulang nanti siang! Makanya, kamu pulang cepet ya? Biar pas Anton pulang rumah gak kosong."
"Hah! Emang Tante lagi dimana sih? Bukannya hari ini kantor libur?"
"Adddduh sayang . . . anak muda masa gak tau si?????? Tante lagi meni-pedi, masker, krimbat, semir, pokoknya memudakan diri! Eh! Aduh!!!! Mbak Susi, pelan dong!!!!!!" kedengeran Tante gue lagi ngomel ama Susi, bencong pinggiran yang dulu ngamen gue gampar pake sendal swalow di Ragunan, gara-gara gue kasih gocap minta ceban . . . 'Kubawakan segelas air, namun kau meminta lautan, kugampar dirimu sungguh kugampar . . . ~Jatuh Bangun)
Hape gue matiin. Peduli amat ama Tante, paling lagi sidang KPK gara-gara korupsi masker ama Susi (Tante kalo udah debat soal masker yang lain jadi angin lewat doang).Gue berdiri, mau gak mau gue mesti cabut! (kalo gak, bisa-bisa makan malem gue melayang)
"Heh! Lo sarap ya? Kemana lo?" protes Rara yang kaget ngliatin gue yang udah sten bai kembali ke kampung halaman.
"Cabut gue! Tante udah calling, kasih misi rahasia . . . yuk, ah! Gue duluan!" ujar gue sambil mencomot sepotong roti 500 perak dari tangan Rara yang udah pasrah merelakan roti semata wayangnya gue comot.
"Yah, terpaksa deh! Ya udah, gue masih mo disini. Ntar gue potoin Andrew buat lo! Pasang di FB ia?"
"Sip! Gue cabut!" sahut gue sambil ngeloyor.
Saiiiiiiiaaaaaaanng banget!!!!!!! Gue ninggalin separing Andrew yang merupaka salah satu keajaiban dunia (di dunia GUE!!!!)!! Tapi . . . gue gak enak juga ama Tante, semenjak Mama & Papa meninggal 1 tahun lalu, dia yang merawat gue, jadi ibu sekaligus ayah (suaminya meninggal uda lama). Dia berusaha jadi ortu gue yang paling baik, coz, Mama & Papa dulu sahabat karibnya (katanya, katanya). Makanya, dia yang bayarin sekolah, makan, transpot, dll, dsb, etc, lan liya-liyane.
Eiiiiiiitttttzzzzz . . . jangan salah! Tante juga punya anak kandung sendiri. Dia sering cerita ke gue, namanya Anton. Umurnya beda 12 taun ma gue (dia bujang gue masih balita). Lagi kul di STKIP Jogja (tau, deh, mungkin sekarang dia dah kerja). Katanya setahun lalu waktu Mama & Papa meninggal, doi sempet pulang ke Jakarta (coz dia juga deket ama Mama & Papa). Waktu itu, kata Tante doi sempet nyariin gue (pengen liat, karena emang belon pernah ketemu). Tapi gue lagi dirumah Tante kakak Mama gue (kari nang Bumiayu Bude, kakange mamane gampangane), jadi, kita belom pernah ketemu, deh.
Hm . . . kayaknya gue penasaran ama dia. Gak ada ruginya juga gue balik.
* * *
ANTON : OKE! ITU MAU LO!
Oke.
Gue emang sial. Gue emang lelaki penuh dosa. Gue suka nyabet nasi kucing di warung Yu Minah tanpa bayar cash alias ngutang. Gue suka gaya, nraktir temen-temen disitu yang ujung-ujungnya juga ngutang. Oke gue akui, gue emang lelaki penuh dosa.
TAPI BALESANNYA MASA INI SIH!!????????
Gue duduk di emperan teras rumah, sambil menikmati panasnya efek rumah kaca. Di sekeliling gue,
berjejer :
KOPOR I : Berisi pakean dari luar ampe dalem, kaos kaki yang dua-duanya bolong di kelingking, dan asesoris obralan Malioboro.
KOPOR II : Makalah, laporan, ijazah, tugas siswa-siswa gue waktu gue Pe Ka eL, alah pokoknya tetek bengek tentang sekolah deh, males gue nyeritain (sing gawe ge males nulise, pada bae mas).
KOPOR III : Leppy nyewa dari temen gue yang super duper MEDITE ORA KETULUNGAN (gue sogok pake CD lagu-lagu kenangannya Nike Ardilla), MP4 kecil kreditan (wis cilik ngridit maning), 3 flashdisk @ 4 Gb~merupakan barang termewah gue, yang gak ngredit ataupun nyewa, HP SE K310i (udah nyampe tangan keempat), pokoknya perlengkapan multimedia yang kudu ana.
KOPOR IV : Oke, ini oleh-oleh buat orang rumah yang bakal gue bagi pas nyampe.
Tapi gak bakaln gue ceritain sebelon gue masuk.
Yupz. GUE GAK BISA MASUK, KUNCI DIBAWA.
Gue kembali memencet nomer HP nyokap, berharap ada jalan untuk kembali, eh salah, jalan untuk masuk koh! TIT!
"Halo, Ma?"
"Halo, Anton? Udah nyampe, sayang?"
"Udah."
"Oh, sukur deh, kalo cape tiduran dulu, ya. Mama masih agak lama."
HAH!!!!!TIDURAN?????? Dibawah dampak pemanasan global kaya gini? Jadi gesek gue! "Yaelah,
Ma . . . Anton udah nyampe, tapi MASA GAK ADA KUNCINYA????????"
"Hah? Kamu masih diluar?"
"Iiiaaaaa lah Ma!!!!!"
"Lho, Alia belom dateng?"
"Alia? Siapa? Yang Mama ceritain itu?"
"Iya . . . Alia! Ada gak? Rambutnya panjang, dikucir ekor kuda?"
"Gak Ma! Gimana dong sekarang!? Masa Anton mesti nunggu di teras kaya orang mau ngungsi! Mau ditaro dimana muka Anton, Ma??????"
"Disaku aja, Ton." ujar nyokap nyantai tanpa dosa.
"Ma! Anton serius ni!!!!!!!"
"Ia, maaf, sayang . . . eh, sebentar, ada telpon masuk kayaknya. Udah dulu ya, sayang, ntar Mama coba hubungin Alia lagi, eeeeeeeemmmmmmmmuaaahhhh . . .TIT!"
Gue gak suka ni yang kaya gini. Alia mana sih!!!!???? Udah tau dia yang bawa kunci, pake cabut keluar pula. Mama juga, tau anaknya mau pulang malah meni-pedi di salon! Punya dosa apa ya gue? Apa gara-gara utang?
Tiba-tiba gue denger ada suara motor, yang udah keliatan statusnya sebagai motor seken yang dibeli murah di obralan apa lelangan. Palin punya Mang Jupri, tetangga gue yang demen banget ama segala sesuatu yang berstatus seken. Ga pernah dia punya barang yang dibeli waktu masih perawan, paling cuma istrinya doang. Itu aja ngridit ama mertua.
"Oom Anton!"
Gue menoleh ke sumber suara. Masa Mang Jupri jadi suara cewe? Pake Oom lagi?
Betapa kagetnya gue, yang gue liat bukan Mang Jupri. Tapi seorang cewe ABG dengan baju biru muda pendak, celana jeans pensil warna biru, topi putih, & kucir ekor kuda nungging dibelakang kepala mungilnya. Dia juga tampak kaget ngeliat gue (apa karna gue ganteng kali ya . . . ~PeDe jreeeeeeennnnggg).
Perlu 13 detik buat gue tanya, "Alia?"
Cewe itu mengangguk cepat, ia mendekati gue. "Oom Anton?"
"Iya." tua amat gue dipanggil Oom.
"Duh, sori banget Oom . . . jalanan macet banget tadi! Oom pasti udah lama nunggu iiiiiaa . . ."
Pengen rasanya gue ngejitak ni cewe.
***

ALIA : MAMPUS AJA NI COWO!!!!!!!
Mampus gue!!!!!!!!!!
Pas dateng, ada cowo + 4 kopor segede komodo duduk di teras rumah + tampang pengen ngejitak orang. Itu pasti Oom Anton de! (mau gue panggil 'kak' nanti takut dikira kurang berpendidikan nyonge, wis tua dundang kak bae). Kayanya dia udah nunggu lama, keliatan dari mukanya yang dilipet ampe 17 lipetan. Kasian juga . . .
Tapi, tapi, tapppppppppiiii . . . dia lumayang GANTENG juga lo!!!!!! Sebagai pria (iddddddih bahasane) 29 taun, keren banget pake jemper item, kaos putih iwan merdu (daripada iwan fales), celana jin begy, ditambah jam tangan sporty yang bikin gue naksir juga (karo jame). Ya . . . okelah dia tu kurrrrrrrrrrruuuuuussssssss . . . banggggggeeetttttt! Tapi . . . seandainya dibandingin ama Andrew yang atletis gituuuuu . . . tampangnya boljug buat bandingan!!!! (secara tetep dunx cakepan Andreeeeewwwwww!!!!!!)
Dengan suara gue yang dibuat se-imyut mungkin . . . gue coba minta maap & kasi alesan yang umum : M-A-C-E-T. Gue kira dia bakalan klepek-klepek, en maapin gue tentunyyyaaa . . .
"IYYYYYYAAAAA!!! UDAH LAMA TAUUUU!!!"
Gue KAGET.
Perlu satu menit buat gue berpikir pake otak (biasanya juga pake dengkul). OH NO!!!!!!! Cowo yang tadi gue liat begitu COOL, KIYUT, TRENDI, BENTAK GUEEEEEE!!!!!! Gue seakan gak mau percaya! Dia bisa kejhyem gitu! Hebatnya, dia gak terpengaruh rayuan maut gue! (biasanya kan oom-oom demen ama anak SMA).
Ada 3 menit gue melongo. Om Anton keliatannya makin pingin ngejitak gue.
"2 jam tau! 2 JAMMMMMMM!!!!!!! Nunggu disini sendirian kaya pengungsi! Lagian jalan lancar gitu kamu bilang macet, alessssaaaaaannnnnn!!!!!"
Gila! Sialan banget ni cowo!!!!!!! Sadis amat si!? Ya gue juga yang salah, tapi kan . . .
"Eh, Om, ati-ati ya kalo ngomong!!!" ni cowo bener-bener bikin gue esmosi!!
"Kamu tu yang ati-ati, masa panggil Om, tua banget!!!!!!"
"Emang uddaaaahhhhhhh tua tauuuuuuu!!!!"
"Eh, enak ajo lo ngomong, , , dasar KUNTILANAKKKKKK!!!!"
Wow! Sialan ni cowo! Pinter dia kasi julukan! Mentang-mentang rambut gue kaya KUNTILANAK! Tapi sori, gue paling anti disamain ama kuntilanak!!!!
"Dasar! Om SAPU LIDI!!!!!! KURUS!!!!! PENTOL KORREK!!!"
Om Anton mendelik. "Apa kamu bilang?"
"Udah tua, kurus, kayak SAPU LIDDDDDDIIIIII!!!!! PENTOL KORRRRREEEKKKK!!!! BUDDDDEK PULA!!!!"
"KUNTILANAKKK!!!!!"
"SAPU LIDI!!!! BITING!!!!"
"KUNTIIIIIII!!!!"
"BERISSSSIIIIIIKKKKK!!!!!"
Gue en Sapu Lidi, maksud gue Om Anton menoleh ke sumber suara. Cuma ada 1 orang di dunia ini yang gue kenal punya suara super cempreng, beda tipis ama Jeng Kellin kaya gini . . .
"Tante Lia!!??"
Yang gue panggil berjalan mendekati gue en Om Sapu Lidi. "Aduh . . . kalian ini jadi orang jangan berisik dong . . . ganggu tetangga tau! Tu, Bang Sidik kan istrinya baru mbrojol."
Gue nyengir kuda. Om Sapu Lidi cuman melengos, kayanya dia kecewa, gak ada expresi penyambutan untuk 'anak gue yang udah 10 taun merantau' dari Tante Lia. Kasian juga si, bayangin aja, 10 taun coba! Yah, okelah kemarin dia pulang pas pemakaman Mama & Papa, tapi masa gak ada sambutan? Gue sendiri juga heran. Okelah Om . . . gue bantuin nyadarin Tante Lia, itung-itung amal, meskipun gue udah bener-bener musuh ama makhluk 1 ini, gue gak tega liatnya.
"Ehm, Tante, udah pulang ya? Ko' cepet? Biasanya 10 jam baru pulang?"
"Iya, sayang . . . tadi Tante dapet telpon dari Anton, katanya . . . "
Tiba-tiba Tante berhenti, dia ngeliatin Om Sapu Lidi kayak ngeliatin Dude Herlino pake baju baru. Kayanya pancingan dari gue toxcer abiz . . .
"K . . . kamu . . . Anton . . .?"
Om Sapu Lidi melengos. "Bukan, ni Mang Ucup tukang sayur, Ma. YAELAH, masa muka anak aja lupa!?"
"Anton!!! Kamu pulang sayang!!!!!!!" seru Tante Lia sambil menubruk Om Sapu Lidi yang udah hampir ambruk karna kaget.
"Mama kangen banget sayang . . . maafin mama ya . . . mama gak sempet jengukin kamu disana . . . kamu jangan pergi lagi ya . . . kamu udah selese kan?" kata Tante Lia sambil nangis (hiaaaa . . . gue terharu . . .)
"Yaelah ma . . . Anton kan udah lulus 4 taun lalu, Anton disana nyoba kerja sebentar, trus balik kesini," Om Sapu Lidi nyengir. "Anton janji, Anton ga bakal ninggalin Mama lagi. Anton udah selese S1, & nanti Anton bakal kerja di Jakarta. Jadi bisa sambil nemenin Mama, okeh?"
Tante Lia kembali memeluk Om Sapu Lidi.
Yah, mau gak mau . . . gue jadi ikutan nangis!
***


ANTON : AKHIRNYA & AKHIRNYA
"Nih, buat Mama."
Nyokap melongo seribu bahasa (seribu bahasa? Baru aja bisa 4 bahasa : bahasa Jawa ngoko lugu, ngoko alus, kromo lugu, kromo alus). Ia menatap gue seolah-olah gue adalah tukang kridit yang bawa mobil mercy sambil pake wig kribo.
"Kenapa?" tanya gue saking keselnya nunggu ampe 2 taun mama angkat kaki . . . ah salah, angkat bicara.
Nyokap melongo. "Kamu kasih ini ke Mama?"
Gue melengos. "Bukan, ngasih ama bantal guling. YA IIIAAAALAHHHH . . ."
Nyokap meraih bungkusan kado kecil dari gue (sambil masih melongoh). Ia membukanya perlahan. Ia nampak kaget waktu tau isinya adalah wadah kecil yang masih ditutup warna merah tua.
Gue nyengir kuda. "Gimana? Buka dong ma . . . siapa tau isinya lontong ama bakwan." cerocos gue Ge Je (Gak Jelas).
Saat dibuka . . . teteretetet . . .
"ANTOOOOOOOOONNN!!!!!!!"
Nyokap serta merta meluk gue kaia orang kesurupan. Gue cengar-cengir liat nyokap yang molai nangis karna terharuh . . . YOUPZ! Gue kasih dia cincin emas yang mirip banget ama yang dikasih bokap dulu. Harganya . . . . . . . . . . . . . . . . . . lumayan murah, sampe-sampe gue harus nyicil SERATUS RIBU tiap bulan selama DUA TAUN. MURAH YA????? Okelah, demi nyokap apa si yang ngga?
"Ton . . . mama gak nyangka . . ."
"Ah mama . . . biasa aja kale . . ."
"Ini pasti mahal kan???"
BANGET. Ucap gue (dalem hati lah . . .). "Oh, murah ko ma . . . gak usah kawatir . . ." ujar gue pake tampang sok kaya, padahal buat nyicil aja napas gue ampe senen kemis, ampe dimarain mba-mba cantik tapi judhes yang suka nagih cicilan tu cincin.
"Makasih ya Ton . . . mama jadi inget ama almarhum papa kamu . . . sampe ngejual sendal kesayangannya buat beli cincin mama . . . ihix . . . ihix . . . sroooooooxxxx (narik ingus, maap yang lagi makan)." like father, like son, (idih bahasane . . .) dia ngejual sendal, gue harus rela makan cuma ama nasi kucing.
Gue nyengir. "Udalah ma, papa pasti uda tenang disana . . ."
Nyokap ikut nyengir. "Alia mana, Ton?"
Kuntilanak itu, lagi. Gue dah kesel stengah mati ama makhluk satu itu.
Ga sopan, so imud, jual mahhal,ngeneki waddduk, njeleih, bla bla bla . . . Pokoknya tu cewe EMANG DASAR (wali, hehe promosi terselubunk . . .)!!!!!! Tega banget tu cewe bikin gue duduk di emperan rumah kaya orang minta sumbangan ga dikasih. Habis itu maki-maki gue pula! Kalo ga inget ada UU tentang HAM, psti dia uda gue gorrreng pake tepung bumbu biar jadi mendoan, HIH! Astapirulloh…..sabar-sabar . . .
"Ton, ditanyain ko malah nglamun,,, haiiio mikirin siapa . . . jangan-jangan ALIA ya??"
AMID-AMID!!!!! Gue langsung pansang tampang enek bak prawan yang mau dijodoin ama tukang kridit yang gigi ama idungnya balapan. "Sori! Anton ga sudi! HIH! Mending Anton mikirin si Ratna, tukang jamu gendong tetangga sebelah, lebih berkwalitas . . ."
Nyokap masang tampang 'ibu iiang hendak memberi petuah pada anaknya' ala Titik Puspa. "Ton! Ga boleh gitu dond . . . Dia kan nantinya jadi adik kamu juga. Kamu udah Mama bilangin kan? Alia tu udah ga punya siapa-siapa lagi, Mama bakal ngangkat dia jadi anak taun depan. Tau 'kan?"
Gue berdecak. "Okelah Ma, Mama bakal angkat dia, tapi berat dia kan udah 50 kilo lebih."
"Garing kamu. Mama serius."
"Oke, oke, dia calon adik Anton, hih!"
"Mama tau kamu sebel sama dia, tapi maklumin ajalah . . . dia kan masi kecil . . . sama kamu aja beda 12 taun, wajarlah dia gitu . . . dia kan dulunya juga anak tunggal, biasalah, kadang-kadang suka caper, apalagi sama kakak cowo. Kamu yang harus ngalah, nggak malu masi berantem ama dia?"
"Tapi Ma, Anton tu . . ."
"Udah! Pokoknya ga boleh berantem lagi! TITIK. Lagian kamu kan udah jadi guru, harus bijak, dilarang manja!"
ASHIYEM! Mama udah kasi ultimatum, pokoknya kita musti nurut kayak pekerja ROMUSHA Jepang, supaya ga terjadi tragedi 10 November (10 nopember perasaan ding inggris geh?). Gue kalah dan berjalan gontay bak MUMI di filem MUMMY II (gue jadi sebel banget ama yang bikin lagu JANGAN LETOY, karna sebab lantaran gue emang lagi LETOY, suka-suka gue!)
Gue berjalan ke kamaryang baru aja diberesin ama kuntilanak itu (itupun harus disuruh nyokap! Huh, dasar males, medit, ngeneki, ganjen, HIH!). Gue duduk di kasur springbed sekenan bekas malem pertama bonyok (pantes masi anget-anget tai ayam). Tas gue massi nyender pewe adem ayem di tembok kamar seorang diri . . .
. . . OH IAAAAA!!!!
Gue langsung nyamber tas dapet ngridit itu. GUE LUPAAA!!!!!!!
Tangan gue sibuk menggerayangi tas. AKH! YA KAAAAANNNN!!!! YEEEAAAAAKHHHHHHH!!!!
Kena deh, pizza hut yang udda susa paiiah gue beli . . . ketumpahan koka kola . . . udah koka kola gue abis, kenapa si lo musti iseng pake acara numpain diri ke pizza?!! (marah-marah ama koka kola kosong)
Gue menatap pizza yang udah basah ketumpahan koka kola. ALIA.
Oh ia ya? Gue belon kasi ini ke dia. Gue emang udah nyiapin oleh-oleh buat orang-orang rumah (baik kan gue? itung-itung nebus dosa gue jaman dulu). Cincin buat nyokap, truz, karena gue gagap soal cewe ABG (Awan Bengi Gorengan), jadi gue beliin aja pizza. Walopun di Jakarta juga banyak yang jual (njeprah). Lagipula, ehm, gue rela ga rela juga mesti ngakuin . . . dia udah ngebantu gue buat nyadarin nyokap bahwa "gue uda pulang". Gue ga mau utang budi ke dia. NGIHHHHHHHH!!! NEHI!!! AMID AMID JABANG BAYII!!
Oke. Pizza ini gue kasih.
***

ALIA : GUE LAGI HEPI.COOOOOOOOOMMMM!!!!!!!!
OH EM JI!!!!!!
Innalillahiiii!!!!!!
Astapirullohhh!!!!!!!
Allohu Akbarrr!!!!!
Ya ampiyuuuuuuunnnnnn!!!!!!!!
Liat lagi . . . AH! INI MIMPI!!!!! INI BENER BENER MIMPIIIIIII!!!!!!
Andrew, Andrew sang pangeran!!! ES EM ES GUEEEEEE!!!!!! Gue sekarang lagi jimprak-jimprak ala gabungan Tria Changcuters,Giring nidji, Michael Jackson, Arafik, Cinta Laura . . . Pokoknya artis dunia akherat!!!!!!!
Percaya? Percaya? Mau liat smsnya??? (perassaan ga nanya tu?)
to : Alia kelas XI IPA 6
Misi . . . nie nomer alia y?w mnt nmr lo dr rara,ce plng ribed yg w doain bkl dpt jodo 35 taun kemudian (coz w mnt nmr lo, dy mnt gocap). Ah y, w cm mo nny, pak pitekantropus erektus da pr g? lz gpl. andrew las XI IPA 7
OH MAI GOD . . . Ada sms secantik ini di hape gueyang seken!!!! HIA!!!!!! Pingin rasanya gue print ni sms trus gue laminating! Bakal gue jadiin satu sama ijazah gue!!! Hah . . . dan RARA . . . Bakal gue jadiin orang yang nyincing rok gue pas pernikahan gue (lumayan kan nyincing rok juga)!!!
2 jam 13 menit 25 detik, setelahkejingkrakan, baru gue bales sms Andrew, mo tau???
to : Andrew laz XI IPA 7
Mmmmmmmmmmm . . . gak tu . . . ko nny?jg2 lo ga bljr y?jd g tau??? hhe, w bcnd ko . . . piz. alia laz XI IPA 6
Romantis kan? Uuuh . . . co cwiiitttt (Romantis apane? jileng ndean keh bocah). Saat gue lagi berbunga-bunga, tiba-tiba . . .
TOK! TOK! TOK! "Misi!!"
GUe mendelik, "Siapa?"
"Cowo paling ganteng serumah."
HIH!! Mimpi apa gue semalem??? Sampe-sampe Om Pentol Korek, cowo yang paling pingin gue jadiin empan ikan hiu, ketok-ketok pintu kamar gue, mo ngapain dia!!?????? Jangan-jangan mo ngapa-ngapain gue lagi??????? HIIIIII!!!
"Woy cepetan!!! Pingin gak si lo!!???"
Nah, tu kan!!!??? Pertanyaannya mencurigakan banget, PINGIN??? Jangan-jangan . . . nggak, NGGAK SUDIIIIIIII!!!!!!!
"NGGAK MAUUUUUUUU!!!!! PERGIII!!!" teriak gue sambil meluk bantal Pikacu warna ijo (Pikacu bukannya kuning?) GUE TAKUDDDDD!!!
Diem sebentar. Kayanya Om Pentol Korek kaget karna gue teriak.
"Woy! Apa maksud lo nggak mau??"
"NGGAK MAU!! SAYA MASSI SMA OMMMMM!!!!!"
"Lo, lo . . . emangnya lo mau gue kasi apa??"
"PERGI!!! ALIA BILANGIN TANTE NI!!! TANTEEEEEEE!!!!!!!!"
"Percuma BOOLOOOTTTT!!! Nyokap gue lagi pergi arisan!!! Silakan lo teriak sampe nguling-nguling, biar dikirain orang gila dipasung!!! Udah deh!!! Buka aja, jaim banget si lo!!!"
"NGGGGAAAAAKK!!!" gimana ni!!! Gue cuma berdua ama dia dirumah!!!
"BUKAAAAA!!!!"
"NGGAK!!! SAYA MASSI PERAWAN OM!!!!"
"GUE GA NAPSU AMA LO CURUT!!! BUKA DAN LO BAKAL SLAMET!!! GUE JANJI!!! KALO BO'ONG BIAR DEH GIGI GUE JADI MANCUNG!!!"
Hhhh . . . (cape gue triak-triak mulu). Hm, kayanya emang gue aja apa ya yang kelewat kauuatir??? Dia juga bilang ga minat ama gue. Mungkin dia mo ngasi oleh-oleh kali ya?
"Janji?" tanya gue dari dalem kamar.
"Ngapain gue mesti ama lo? HIEH!!! AMID AMID!!! Tapi ya terserah ding,kalo lo gak mau ini buat gue aja."
"IIIYAAA . . . ALIA BUKA!!!" gue langsung ambil langkah seribu mbuka kunci pintu kamar.
Mau gak mau gue akuin gue sempet TERPESONA ama Om An . . . eh, Pentol Korek selama kurang lebih 30 detik. DIA KEREN ABIS . . . rambutnya massi basah, pake kaos biru tua lengen panjang ples celana item panjang yang biasa dipake guru-guru kalo pas ngajar, tapi badannya tetep aja cungkring 11 12 ama AMING. Tapi tetep aja dia keren. Coba aja badannya bagusan dikit, pasti gue uda liat dia jadi model pakean (daster . . . eh gak, bener lo, pakean cowo!!!). Seandainya aja . . .
"Sambet lo?" Om Pentol Korek dengan asoynya dadah-dadah di depan muka gue.
"Apa sih!!!" Gue sadar setelah 30 detik. Dia PENTOL KOREK YANG GUE BENCI!!!
"Apa sih? Lo tu yang apa sih??? Lo kira gue mo ngapain sampe buka pintu aja lo ogah???" dia keliatannya kesel banget.
"Diem!!! Diem ah!!!" masa gue harus ngasi tau kalo gue kira . . .
Om Pentol Korek pasang tampang sok nakal, "Aaa . . . lo ngarep iiia . . ."
"AMID AMID!!! NAUDUBILLAH!!! LILLAHI TA'ALA!!!"
"Yeyeye . . . PEDE JRENG!!! Maap iia! Ga ada lowongan buat looooo!!!!!"
"Gak niat daptar tuuuuuu??????"
Om Pentol Korek natap gue pake tampang bang Rojali, preman pasar Cikampek. Tapi sedetik kemudian dia ngehela napas, trus nyodorin sebuah kotak ke gue. "Buat lo. Oleh-oleh."
Pelan-pelan tangan gue meraih kotak itu. "Mo ngerjain ya?"
"Terserah lo aja." jawabnya datar.
Gue membuka kotak itu pelan-pelan dengan penuh siaga 1. 6 potong pizza ngelingker. Gue merabanya. BASAH.COM.
Om Pentol Korek salting. "O-oh . . . itu ketumpahan Coca cola gue . . . dikit doang . . ."
Gue menatapnya lagi.
Dia ngehela napas. "Oke. Lumayan banyak . . ."
Sebenernya pingin rasanya gue nyembeleh dia buat korbanan nanti lebaran haji. Tapi . . . berhubung gue lagi hepi berat gara-gara sms Andrew . . . lo selamat deh om . . .
"Om, uda makan?"
Om Pentol Korek menatap gue gak percaya. "Lo . . . lo nanya ama gue?"
Gue tersenyum manis. "Bukan, ama tuyul. IYA LAH . . ."
Dia tambah pasang tampang gak percaya. "Belon."
Gue tersenyum dan menggandeng lengennya. "Makan bareng yuk!"
***

ANTON : ANEH
Ya Alloh . . . maapin hamba-Mu ini yang dulunya nyolong sendal jepit punya pak RT di mesjid . . . Maapkan hamba-Mu yang dulu udah naro kodok bangkong di tasnya Bu Jamilah, guru janda bersuami 3 di SMA . . . Maapkan juga hamba-Mu yang telah menaro permen karet di kursi Mr. Robert, dosen Bahasa Inggris dari Belanda yang napasnya boros (karna idungnya mancung, bersyukurlah bagi hamba-Nya yang memiliki hidung pesek karna menghemat oksigen) . . . dan maapkan juga utang-utang hamba . . . (gimana mo dimaapin orang lo-nya aja belon bayar?)
Tapi masa kiamat udda deket siiii???
Alia. ALIA SI CEWE TERJAIM, TERPELIT. Cewe yang pingin gue masukin kakus, ngajak gue makan bareng, BERDUA!!! Mimpi apa gue semalem?
Alia terus menggandeng tangan gue tanpa dosa (kayanya dia gak sadar kalo yang digandengnya itu cowo yang paling dia benci dunia aherat). Ia membawa gue ke depan TiVi, ngambil remot seenak udel, ngganti cenel acara musik (baguslah, soal ini lo seselera ama gue). Alia duduk disamping gue dan membuka kotak pizza, lalu mengambil sepotong.
"Nih!" dia nyodorin ke gue.
"Ha?"
"Ini! Buat Om, masa Alia makan sendiri si?"
Mau ga mau gue terima, daripada ntar dia teriak-teriak lagi. "Makasih."
Alia nyengir. Cewe itu nyomot sepotong lagi buat dimakan sendiri.
"Enak ya Om? Yah . . . agak manis si . . ."
Gue cuma mengangguk ples senyum maksa. Hari ini . . . bukan, detik ini cewe setan satu ni aneh. ANEH BANGET! Baru aja tadi pagi dia cari ribed . . . eh sekarang malah . . . dia cewe teraneh yang pernah gue liat.
Gue ngelirik Alia yang sesekali ketawa liatin host-host acaranya yang rada sinting kayak yang nonton. Sebenernya . . . dia gak jelek juga si . . . dia keliatan cantik pake kaos putih pendek bergambar kucing, celana pendek coklat kotak-kotak, rambutnya dikucir kuda ples jepit rambut hello kiti yang bertengger di rambutnya yang item kutu, khas anak ABG. Boleh juga . . .
OI OI!!! Kenapa gue jadi ngelamunin dia???? Pakah daku kesambed??? Gue jadi pengin manggil Ki Joko Tolol buat meriksa gue. SADAR TOONNNNN!!!! Die tu ALIA, cewe setan itu!!! Najrong kalo lo suka dia!!! Melek don! Lagipula, bisa dikira kejahatan tu kalo lo ngapa-ngapain anak dibawah umur, bisa-bisa . . . PENJARA . . . AYEM KOMING . . . nah lo, ARRRGGGGHHHHH!!!!!!!!
Tetereret!
"Hape lu Li? Gue gak bawa hape." tanya gue datar.
Alia gugup, lalu nggerayang ke saku. "Oh, iia ni Om! Ntar ya . . ." katanya sambil memencet-mencet kipetnya yang bunyinya udah ketebak sekenan (gue ahli masalah persekenan). Sedetik kemudian, Alia ngebingkem mulutnya (mbingkem si bahasa indonesiane apa ndele), trus ketawa-ketawa GeJe kaya kuntilanak dapet arisan (keren men, ngko sue-sue ana gendruwo walimahan).
"Sinting ya?" protes gue yang krasa brisik.
Alia menoleh dengan tampang protes pula. "Siapa yang sinting? BUKAN TAU!!!"
"Trus apaan?"
"Alia gak sinting, cuma GILA. GILAAAA!!! ANDREW BALESSS!!! AHAYYYYYY!!!!!" jeritnya sambil kontinyu kejimprakan niruin dancenya Mbah Surip (alm.) dalem klip Tak Gendong (perasaan Mbah Surip cuma digendong doang, gak nge dance tuh?).
Gue melongo. "Siapa tuh? Tukang kebon sekolah?"
"Sembarangan!!! Dia tu pangeran tau!!! Yang Mulia Andrew, pinter, tajir, keren, cakep, jago basket pula. Hhh . . . ibarat sayur sop, dia tuh ada kentang, wortel, brokoli, kacang kapri, ayam . . ."
"STOP! LO molai nglantur! Gue gak jelas tau, emang dia bales apa si?" gue nyerobot hape Nokia tipe berapa itu dari tangan Alia yang masi gemeteran.
to : Alia laz XI IPA 6
Hehe, lo tau aja. mksh. C U 2moro.
Gue menatap Alia, cewe ini pancen cewe aneh yang menurut gue perlu dilestarikan dan dibuatin suaka marga-manusiaaneh. Bayangin, dia bisa kejingkrakan gara-gara sms dari cowo ga jelas yang sebaris aja massi kurang 14 karakter (dih detungi non?).
Dan cewe aneh itu bakalan jadi adek gue.

Nyokap terlihat sante memasukkan nasi ke mulutnya. Alia, dia bikin gue ketakutan karna senyam-senyum ndiri ngliatin bulan purnama dibalik kaca jendela ruang makan (gue takut dia bakal berubah jadi manusia srigala). Gue menghela nafas. Akhirnya gue sukses nglewatin 3 jam (berdua ama cewe setan) dengan sentosa.
Nyokap menoleh. "Kenapa Ton?"
Gue menggeleng. "Nggak."
"Kecapean Om? Om siah . . . uda kurus, jelalatan pula, lemaknya abis tuh . . ." solot Alia sante ples wajah tanpa dosa.
Gue hampir aja meloloskan centong nasi kek kepala cewe setan itu dari tangan gue, kalo aja nyokap gak mewanti-wanti.
"ANTON!!"
Gue menoleh, lalu kembali duduk dan melempar centong ke tempat semula. Alia melet dengan santenya. Dia molai ngajak ribut lagi.
"Udah-udah!!! Kalian ini ribut terus! Alia, jangan godain kakakmu dong!!!"
"UUUUUEEEKKKKHHHHHHGGGGGGG!!!!!!!!!" gue dan Alia muntah berjamaah.
Mama cuma pasang tampang tanpa dosa sambil terus makan. "Baik-baik aja kan?"
"Apaan?" tanya gue.
"Selama mama arisan . . ."
"Baik!! Baik banget Tante!! BAIIIIK BANGETTT!!!" lagi-lagi Alia nyolot.
Nyokap nyengir, "Gak berantem kan?"
"Tau!! Ni cewe kesambet kali!!"
"Yeee . . . Om kali yang kesambet!!! Nggak Tante . . . soalnya Alia lagi gud mudddd . . . Aaaa . . ." jeritnya so imud. Imut si, beda dikit ama Omas.
"Hiiiii . . . sinting . . ." ujar gue.
"Anton, jangan gitu ah!!" sahutnyokap. "Oiya Ton, molai besok kamu beneran langsung kerja? Cepet banget?"
Gue mengangguk. "Siapa dulu . . . Anton . . ."
"Siapa duluuuu . . . Pentol Korek . . ." si cewe setan nyletuk.
"Nia anak bener-bener minta digampar ya?" gue mendelik. Nyokap ngassi isarat buat diem.
"Suratnya uda diurus?"
"Beres ma . . . semua udda beres disana. Anton udda diterima, tinggal kerja . . ."
"Di SMA apa SMP?"
"SMA. Anton nyoba ngambil matematika SMA."
Gue ngeliat Alia negadain tangannya. "Ya Alloh . . . semoga . . . ni orang bukan di SMA gue . . . AMIN!!!"
"HIH NAJRONG!!! Gue juga bakal tahajud ntar malem biar gak se-SMA ama lo!!! ntar lo malah jatuh cintrong lagi liatin gue ngajar . . . hiii." gue bergidig.
"PHIH!!! Mendingan jatuh cinta ama kambing pake daster daripada ama Om!!!"
"HUSSS!!! Kalian ini baru 5 menit 14 detik diem, ribut lagi! Ton, emang kamu di SMA berapa? Negeri apa swasta?"
"Negeri."
"AAAAAAAAKHHH!!! Jangan-jangan SMA gue . . ." jerit Alia eLBeYe.
"PEDE JRENG!!! Gak bakalan!!! SMA negeri di Jakarta kan banyak nonong!!! Lebay banget si!!"
"Ntar dulu ah! SMA berapa si!!!" tanya nyokap.
"Ngga agh Ma!! OGAH!! Ada cewe ini ni!!! Ntar dia teriak-teriak lagi, MALES!!! Anton udah selese makan!!" ujar gue berdiri sambil bawa piring ninggalin meja makan. Enek guem bisa-bisa gue hipertensi satu meja amakembarannya Jeng Kellin selama 15 menit.
"HUS! HUSHAH! Sono!!" usir Alia.
"Alia ah!!!" bisik nyokap.
"Oia Om, ntar malem jangan coba-coba ke kamar Alia ya . . . HIII!!!"
"Ngga napsu gue! Gue cuma napsu ama manusia!!!" gue masuk kamar en ngebanting pintu. Gue berdoa.
Ya Alloh . . . semoga hamba nggak se-SMA ama cewe itu.
***

ALIA: GUE NYARI DONOR JANTUNG . . . JANTUNG GUE MAO COPOT . . .
"Pagi guyz . . . wats ap for tudeyyyyyyy???"
Gue menoleh, halah, yernyata Reni. Cewe yang ngebet banget pengin ngerebut Gaston Ditonyo dari JuPe (Julia Pete), makanya dia mati-matian belajar bahasa Inggris, kebetulan dia cadel (pelo.com), kebeneran soalnya di Inggris gak ada yang ngomong 'R'.
"Heh, Julia Pete, jangan godain gue dulu deh, gue lagi BETE. HUSHAH!!!"
"Lo, tumben yu nggak mao I godain? Keyshambed?"
"Heh, lo tu kesambet! Udah, sono pergi!! Gue bacok lo nanti pake kaos kaki gue!!! 2 bulan ni belon dicuci!!! Merat sono lo ke Pengandaran!! Biar diseret lo ama Nyi Roro Kidul! SHAHHH!!!" usir gue. Ni anak bener-bener minta gue bekep pake kaos kaki.
"Alia . . . maksud I kan good. Jawab dong . . . kenapa si yu!???"
Hhh . . . oke, gue bete gara-gara Om Gering itu semalem! Waktu jam 1 malem, pas gue mao ambil minum, kan ngelewatin tu kamarnya si setan gering itu. NAH LO!!! Dia beneran tahajud coba!!! Nih, gue nguping doanya sampe selese :Ya Alloh . . . semoga . . . cewe kembarannya iblis itu gak sesekolah ama hamba-Mu ini . . . Ya Gusti . . . seandainya hamba tidak ingat kepada-Mu, cewe itu pasti udah hamba lelepin di Lubang Buaya . . . biar dimakan buaya (pengrasan laka buayane ya? bagen lah) . . . Semoga, dia SMAnya bukan SMA NEGERI BUNGA BANGSA, AMINNN . . . (habis itu baca surat Yasin, Fatehah, ayat kursi dll.)-emange hataman?-(bagen temen karepe rah, ndong ndonga dewek koh).
SMAN BUNGA BANGSA!!!??? Hampir aja gue lemes di tempat malem itu. Rasanya pengin gue ke supermarket beli onderdil telinga kaya : tulang sanggurdi, tulang martil, gendang telinga, dll (ipane metu . . . caya . . .) untuk ngeyakinin bahwa telinga gue waras 2000% kayak orangnya yang cantik ini (alamak . . .). Detik itu pertama kalinya gue ngarepinkuping gue korslet, gue harus salah denger, MUSTI ITU!!! POKOKNYA GUE MUTLAK HARUS SALAH!!! Kalo nggak, apa jadinya gue sesekolah ama . . . hiiii . . . mendingan gue ke Malesia jadi TKI, siapa tau ketemu Upin-Ipin, ntar gue bawa pulang buat lampu taman. Gue mikirin itu sampe-sampe gue duduk ngelamun di kelas.
"Heh!!! Bengong mulu!!! Ditanyain malah bengong!!"
"O-oh . . . ya sori . . . udah deh Ren, gue gak papa, cuma ngantuk aja."
"Oh, yu sleepy?"
"Slipi? Bukan, rumah gue di Kebon jeruk, bukan di Slipi."
"Jaelah . . . lu tu slipi!!! Sleepy tau, ngantuk, ngantuk!!! Lo bahasa Inggris dapet berapa si???"
"Heleh . . . nanya-nanya gue dapet berapa . . . bukannya elo juga langganan bebek? Buku catetan lo tu uda sesek ama bebek-bebek lo!!!"
"Dih . . . not what-what . . . uda ah, gue go dulu . . ." pamit Reni sambil jalan ke pintu kelas.
"Dadah, eh lo liat Rara ga?"
Reni berhenti, menoleh dengan lebaynya. "NO!!! Ayem tidak see Rara."
"Oh ya uda, sono deh, tengkiyu . . ."
Tiba-tiba, tak terduga, tak terkira, tak disangka, hanya terjadi di novel pokoke. Yang diomongin tiba-tiba lari-lari masuk ke kelas (lagi domong ujug-ujug teka).
BRAG!!!
Gebragan barusan sukses ngebangunin gue dari lamunan ala putri tidur. Gue kenal ni gebragan, keras tapi gag berbobot, berarti orangnya cungkring tapi otot kawat tulang besi alias tenaga setan. Dan satu-satunya orang yang gue kenal punya ciri-ciri diatas . . .
"RARAAAAAA!!!!!! Lo tu uda 3 abad 7 taun gue tunggu-tunggu, bagus ya, lo hampir bikin gue ngerak kaya nasi aking!!! Darimana lo hah??? Jangan bilang lo habis mangkal ama bang Rojali ya . . ."
"Sembarangan!!! Najrong lillahi ta'ala!!! Mending gue narik ojek di jalan Pantura daripada mangkal ama tukang ngutang kaya dia, gue malah yang bonjrot."
"Nah lo . . . lo darimana don??" tanya gue makin penasaran. Manusia satu ini bisa masuk MURI lo . . . Dia gag pernah telat, alwes on taim sepanjang hidup. Gue bingung, gimana caranya yah? Jangan-jangan ibunya ngidam jam beker waktu hamilnya dia . . . hiiiaaaaaaaaaahhhh . . .
"Ni, ni, gue punya berita bagus!!!" pekiknya.
Sontak beberapa . . . nggak, semua temen-temen sekelas yang lagi pada nongkrong di kelas langsung ngrubung kaya ibu-ibu pasar liat obralan kelontong, termasuk Reni, bule dari Slipi. Ikut nimbrung di meja gue kaya sidang KMB . . . eh, KMK (Konprensi Meja Kotak).
"Apaan Ra, cepetan don!!!"
"Iya ni, lelet lo, kaya uler keket . . ."
"Dosa loh bikin orang penasaran!!!"
"Tul betul betulll!!!"
"Heh, perasaan Rara critanya ama gue deh . . . kok elu-elu pada yang napsu?" tanya gue. Bayangin aja gimana rasanya pedagang kelontong dikrubuti ibu-ibu yang uda tuir, brisik, rewel, monyong, ndut, ora napsuni lah pokoke!!! Itulah gue sekarang.
"Iiia ni ah!!! Gue perasaan critanya ke Alia deh!" tambah Rara, sang narasumber.
"Ye . . . bagi dikit napa si elo-elo pade . . . ntar kuburannye sempit lo!!! Mau lo kuburannye sempit??? Yang layat males tau . . ." bantah Stevi, nama si keren, darah: BETAWI ASLI. Kalo debat soal tawar-menawar di pasar PKL, juara dunia dia.
"Mau lah kuburannya sempit, sewa tanahnye murah." timpal Cahyo.
"Duit mulu lo pikirin!" sahut Doni sambil ngegempar cahyo, suasana udda kaya pasar PKL kena gusur polres Cikampek.
"UDDAAAAAHHH!!!!!!!" jerit gue.
"Kesurupan!!! Wey kesurupan wey!!!" Rezy molai rese, praktek gaya ala pemburu hantu. "Setannya keluar ni!!! Botol! Botol!!"
"Lo tu setannya!" gue menepis (tepatnya ngegampar tangan Rezy yang sengaja digemeterin biar disangka dapet setan. "Uda de Ra, lo cerita aja ga papa deh, 1 mulut 1000 telinga. GePeeL."
Rere ngambil napas kaya mo senam aerobik ala Berty Tilarso. "Oke, gue crita, tadi kan gue brangkat . . . gue lewat depan kantor guru . . ."
"Trus? Trus?"
"Gue denger . . . Pak Karyo . . . guru matematika kita yang dahinya tandus itu, endut, kelebihan kolestelor (istilahbaru.com), mulut selalu manyun, ngasi tugas satu LKS, nile UH paling tinggi 5 . . ."
"Kenapa?"
"PENSIUN MOLAI HARI INI!!!!!"
"ALHAMDULILLAAAAAAH!!!!!!" kami berdoa al fatehah 7x berjamaah, dilanjut zikir, lantunan puji-pujian, dan lagu-lagu arab (emange arisan erte?). Secara lah!!! Guru ter-nyebelin, ter-pelit-medit, ter-kiler, ter-segala-galanya (asal jangan ter-ganteng, ora lila nyong tah) . . . PENSIUN!!! Aduh, bayangin coba!!! Hhh . . . gak akan ada lagi kerja rodi 1 LKS dalem waktu ! malem, gak ada lagi suasana UH 'exekusi mati Amrozi dkk' yang benernya bagus buat olahraga jantung . . . gak ada lagi kesengsaraan ngapalin tabel logaritma setiap hari . . .
"Mimpi ya gue?" ujar desi, cewe ter-lemahlembut inceran kaum Adam kelas gue.
"Gue juga des, jangan-jangan kita sehati, ngimpiin pak Karyo pensiun?" solot Tio, disambut hangat koor ples timpukan sepatu, cepet, kalung, sendal jepit swalo sebelah kiri, gelang rumbay, duit kricik, bungkus gorengan, petis, dll (pepek jipek wis lah).
"Stop stop stop . . . lo lo pada gak ada yang mimpi!!! Semua nyata!! Kalo gak percaya, tanya aja ama Bu Riana (kepsek)!" Rara sok nengahin nyabet peran tritagonis.
"Tunggu, tunggu, gue molai curiga ni . . . masa si matematikakita kosong?" gue molai ada pirasat gak enak.
nyengir ala konglomerat, "Makanya, berita gue belon selese."
"Ye . . . terusin don kalo gitu . . ." Doni sok nyuruh-nyuruh, padahal dia tu cowo paling alot ples nyebelin kalo disuruh, kecuali disogok pake fotonya Avril Lavigne lain cerita.
"Tadi gue denger uda ada penggantinya, aneh juga ya . . .?" jawab Rara.
"SUMPEH LOH???!" jerit gue. Addduh . . . jangan-jangan . . . NGGAK! Gue bakal push-ap 25 kali di tengah lapangan basket jam 1 siang kalo itu bener dia.
"Massi muda Ra?" slonong Stevi. "Kan lumayan kalo massi muda, ganteng lagi . . ."
"Ngarep lo, dasar mupeng!!!"
"Nggg . . . dari suara . . . masih kayanya. Cowo. Kalo ganteng gue belon tau tuh."
"Ganteng doooong . . . amiiin . . ." sahut Andra, ustadah gaul (aduh, wis ustadah, ana gaule mening, parah, canggih sung).
"Tapi . . ."
KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNGGGGG!!! (wislah, kesel nulis 'I'ne)
Belon sempet Rara ngelanjutin Briking Nyus-nya (bacalah ejaan inggris sesuai EYD (jalansesat.com)), bel uda keburu koar-koar. Anak-anak yang massi pada diluar molai masuk ke kelas. Dan duduk (iya lah, masa uda masuk kelas njoged cinta satu malam?).
Rara duduk disamping gue dengan ceria. Ia ngaduk-ngaduk isi tasnya, ngeluarin buku matematika yang gue tebak senantiasa disetrika setiap pagi(licin banget). Dia noleh ke gue. "Jam pertama ni Li!! Lo deg-degan gak?"
Gue pasang senyum maksa. "Dikit." BANGET!!! Gue dari tadi deg-degan ampe mungkin jantung gue uda ngos-ngosan mompa darah (jantung ngos-ngosan?). Gak Alia, GAK MUNGKIN!!! kemungkinan itu dia cuma 1:1000.000 orang yang mau ngelamar jadi guru matematika. Yang cowo muda juga pastinya banyak diantara sejuta itu. Jadi kemungkinannya 1% aja ga ada (ada gunanya juga belajar matematika, wahai para generasi muda, makanya belajarlah dengan giat . . . heleh!!!).
Gue tau. ini emang cara terbaik buat ngehibur diri sendiri.
TOK TOK TOKK!!
"Assalamualaikum . . ."
"Wa'alaikumussalammm . . ." jawab kita-kita serempak.
Wakepsek, pak Khaeruri, manusia pemecah rekor MURI dengan kepala terkinclong (kedua setelah pak Karyo) memasuki kelas. Bukan, Al . . . BUKAN DIA!! Gue musti yakinin gue sendiri kalo guru baru itu bukan dia . . . tadi malem gue mesti masih separo . . . eh, tiga perempat tidur.
"Anak-anak . . . pertama-tama marilah kita . . ."
"Cepetan atuh . . . HUUUUUU . . ." koor temen-temen gue berjamaah. Ah iaa . . . Pak Kinclong inni juga pantes masuk MURI dengan rekor nyelenehnya soal Pil KaBe minggu lalu selama 3 jam 45 menit pas upacara, sukses bikin warga sekolah encok. Makanya dia jadi ketagihan, sebelon nyampein apa-apa mesti pake pembukaan pidato dulu.
"Okeh okeh (idih gaul nemend sung). Hari ini akan saya beritaukan bahwa guru matematika, sekaligus wakel kalian, Pak Karyo, PENSIYUN MOLAI HARRI INNI!!!"
"AAIIIIEEEE!!!! UUUUUUUIIIIIIIEHHH!!! PRIKITIW!!! SLEKETEB!!! BLEGEDES!!! CUIT CUIT!!! NGOOOKKK!!! MBEHEHEHEK!!!! MEOOONG!!! GUK GUK!!!" kelas langsung rame kaya Ragunan.
"Tenang smuannyaa . . . bapak sudda siapkan penggantinya . . . silakan pak."
Gue ngerasa jantung gue mau copot, bener-bener copot & hampir jatuh ke lambung trus ke usus.
Seorang pria muda, 29 taun, rambut basah disisir rapih, bodi keremeng kaya pentol korek, en . . . muka pingin dijotos itu . . .
"Pagi, anak-anak, perkenalkan, saya Anton Herlambang. Salam kenal."
"AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
***

ANTON : INILAH NERAKA HIDUP.
Gue melongo selama setu kali periode revolusi bumi.
Gue lagi ngehitung pake rumus aljabar, berapa detik gue bisa sadar.
Dala sekejap, gue lupa nama gue sendiri selama 45,5 menit.
Cewe itu . . . cewe itu . . . GAK MUNGKIN . . .
ALLLLIIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!! (kesel nulise)
Ya Alloh . . . Ya Robbi . . . Ya Malik . . . Ya Salam . . . kenapa hamba-Mu ini musti ketemu iblis lagi . . .? Apa doa gue kemaren malem selam 3 jam 15 menit 43 detik yang gue itung pake stopwatch itu masihgak masuk nominasi "dikabulkan"? KENapa GUE MUSTI SAMA MAKLUK INI??? Makluk yang belum diketahui spesiesnya!!! Haus darah!! Pelittt!!! Ganas!!! medit!!! (lah pokokke mbahayani jiwa) Apa yang mesti gue lakuin sekarang???
"Alia, kenapa kamu?" tegor Pak Kepala Kinclong Bersinar (gue belon tau namanya, belon kenalan tadi langsung maen gered aja ni orang).
Alia keliatan gagap banget kaya Azis gagap. "Nggg . . . ng . . . ngg . . . nggak ko Pak Botak, eh, Pak Keruri . . ." (oh, namanya pak Khaeruri . . .)
Pak Kepala Kin . . . eh Pak Khaeruri menghela oksigen. "Ya sudah, kalo ada apa-apa silakan ke UKS atau ke kantor guru. Selanjutnya silakan kenalan sendiri ya . . ." dia nabok pundak gue.Mungkin maksudnya mau kaya anak ghaol geto . . . tapi ni tangan, tangan kontener, PEGEL.COM. Dia ngengkreg keluar kelas.
1 . . . 2 . . . 3 . . . 4 . . . (bacanya kaya pas lagi pendinginan senam erobik, saaaattuuu . . . duuuaaa . . .)
5.
Ya kan, kelas langsung kaya pas bagi-bagi raskin. No, Anton!!! Lo gak usa gatel pengin ikutan bagi-bagi sembako (akku tergoda juga pengind ikuttan . . .)!!!
"Tenang, semuanya tenang!!!"
Anak-anak langsung diem. Kecuali ALIA. Gue liat dia ngomong sesuatu ke gue.
'lo gak usah sok kegantengan deh Om, dasar SAPU LIDI!!!'
Klo aja gue gak takut dimasukin ke RSJ, udah gue cium pake ni meja tu makluk. Wibawa Ton . . . sabbbarrr . . . ntar dirumah lo bisa. Mau gampar kek, banting kek, cemplungin ke air bekas rendeman kaos kaki lo, cium pake jerumpul juga bolle . . . ASAL LO SABAR. Gue menghirup O2 dalem-dalem pake idung (masa pake mata).
"Ehm anak-anak, seperti yang udda kalian tau, nama bapak (tua banget) Anton Herlambang, bapak akan mengajar soal ilmu pasti (kari basane nyong tah imu perkayongan). Alamat . . . ah, cari aja ndiri, pokoknya diatas bumi ini, kuberpijak (lagune Melly). Ada iiiang nanya?" gue si ngarep gak ada yang nanya, ribed gue jawabnya. Khususnya lo, SETTTAN!!! Gue mendelik ke Alia yang dari tadi melototin gue ampe matanya mo copot(kalo copot biar gue makan, ka mengandung vitamin A).
Tapi, lagi-lagi doa gue tereliminasi dari babak 'pengabulan doa'.
"pak, umurnya berapa?? Trus statusnya appa???" tanya cewe dari bangku paling pojok, udda item, di pojok, cilik mening!!! lah, kari mati lampu katon untune tok. Ngacunge cuma 4 jari pula, katon medite.
"HHHU . . dasar lo mupeng . . . status??? Duda beranak 3 . . .!!!" solot cowo yang mirip banget ama adeknya gendruwo di sebelahnya.
"Emang Aril Piiitterpennn???"
"Bukan, ENGKONG LOOO, DODOLLL!!!"
Kelas jadi rame lagi lantaran makluk yang diduga satu spesies ama gendruwo ittu. Gue jadi tau gimana perassaan pak Joko waktu SMA dulu gue ejek duda beranak 3 kawin ama janda beranak 5 (gue gak berani nawarin pil KB karna jamannya gue belon adda, belon massuk kampung). Habis itu punya anak lagi 3 sampe punya cita-cita bikin kesebelasan saingane Barcelona (lo, ko malah curhat?)
"Ehem, hem . . . buat penanya, ummur saiia 29 taun diitung dari lair. Kalo status anak kandung . . ."
"DDDIHHH BAPAKE TTTA . . . Maksudeee massi singgel opo dobbel???"
"Emange kamu mau ama bapak???" ledek gue. Alia langsung pasang tampang muntah ples ngelus-elus perutnya. AMID AMID. Sori ya, gue gak bakalan bikin jabang bayi lo jadi ancur, malah tambah ganteng tauuu!!! (dih pede men) Eh, lagian siapa lagi yang mau punya anak dari lo??? Gue??? NEHI!!!! Awas kalo lo mohohn-mohon ke gue guna memperbaiki keturunan!!! Sori, tidak menerima pesanan, cari aja yang laen.
"MAU PAK!!! MAU BANNNGGGETTTTTTTT!!!" jerit cewe item tadi ples tampang mupeng. Gue bergidig, OH NO . . . gue terbang,,, wiiii . . .
"HUUUU . . ."
"Sudah, sudah, ada lagi?"
"Pak! Nomer hape Pak!!" ujar cewe yang mukanya rada kriminalis mirip komplotan Dulmatin-Abu Jibril 2012.
"Eh mpo Nori!!! Ni nomer hape gue ade!!!" celetuk cowo gendruwo tadi.
"Eh Bagyo!!! sejak kapan lo punya hape? Mencet nomer telpon aja pake jari telunjuk!!!" sahut cowo yang bobotnya (kaya-kayane) 24 kilo.
"Lha, gue kan dapet nyolong dari lo, nih!" sahut Bagyo sembari ngacungin sebuah hape taun 80-an (kesingnya berhiaskan isolasi geto).
Si cowo 24 kilo itu ngeraba-raba sakunya. "WEH!!! HAPE GUE!!! JENGKOLLLLL!!!"
"HUUUU . . ." disambut lemparan upil, kaos kaki, cetutan kuku, cepet, dll.
Gue melengos, untung jaman dulu gue belon punya hape, punyanya telpon-telponan dari akua gelas. Ga takut dicolong, dijambret, kebanting, kecemplung, ga ada sinyal, dll. Enaknya lgi, ga usah pake acara beli pulsa en ga ada mba-mba operatornya (BB kalah pokoke).
"Pak, cepetan dong!!! Ga usa urusin cowo-cowo, biarin aja berkotek-kotek sendirrri . . ."
"Eeea pakkk . . . TUL!!"
"Pak kita udda siap seddia ni . . ."
"Saiia udda merelakan tinta buat nyatet nomer ni Pak, yu rrah!!"
"Iya iya bentar napa si?" cewe jaman sekarang napsu banget kalo liat spesies langka kaya gue getto loh (lah bud . . .). Gue ngambil kapur en nulis di papan tulis. "Awas kalo sms yang ngga-ngga." gue ngelirik Alia ples tatapan 'gue menang Al, lo gak ussa pake acara ikut-ikutan nyatet. Soalnya kalo sampe gue dapet sms dari lo, hape gue sematawayang ini bisa-bisa gue lempar ke kakus, okeh?'
Alia melengos, 'amid-amid!!! Mending gue langsung ngomong aja kaleee . . . KURUS!!! BITING!!! PENTOL KOREK!! TUYING!!! JERANGKONG!!' bisiknya sambil banting buku lantaran kesel, temen sebangkunya ikutan nulis nomer gue, hahay.
Woyo woyo!!! YUHHHUU!!! HORE!!! AYYE!!! PRIKITIUUU!!! UUYYYEHHH!!!
Pingin rasanya gue teriak-teriak di kuping cewe setan itu. Gue rekam suara teriakannya, gue jadiin MP3, en gue jual ke Barak Obama buat ngusir curut dirumah. Jangan luppa, seklian foto Alia, biar Barak Obama ga ussa beli Baygon buat bikin nyamuk en kecoa pada klenger, kan merusak ojjjonn . . . (wah, kemajuan . . .).
HAHAHAHAHA . . .
***

ALIA : UUUURGGGHHH!!!
"Li, lo kenapa sii???"
Rara ngebawa mangkok basonya lengkap ama teh botol en mangkal ke sebelah gue. "Suntuk banget lo, biasanya lo kan paling doyan ngabisin mendoannya Bu Iyem ampe dimarain Tigor. Itu, nak XII IS, si mendoanmania."
gue menoleh, Rara sedang nyruput mi basonya tanpa dosa. Ashiyem, dari dulu dia emang pelit ama 2 hal : Mi baso Bu Iyem ama duit. Bagi Rara, mi basonya Bu Iyem sanggup ngalain kentaki, fred chicken, pizza hut, spaghetti, pokoke makanan iiyang khusus buat lidah orang kaya laennya (tidda untuk lidah swasta pokoke). Padahal nyokapnya punya butik terkenal sekaligus perancang busana panteiii (pantes ni anak kadang suka ngeres) en bokapnya (biarpu jelek, sangar, kriminalis, kumisen, dll, ora menyejukkan pandangan pokoke) itu direktur perusahaan yang lumayan. Tapi . . . dasar anak orang kaya, suka aneh-aneh.
Bek tu gue, gue melengos.
Rara molai jengkel. "Lo kenapa si Li!!!" Dari tadi gue tanyain diem mulu!! Semenjak Pak Anton masuk kelas, lo aneh deh. Lo minta gue sabetin pake apa Li, bilang aja, pasti dengan senang hati gue sabet. Gue iklas dunia akherat!!"
"Setan lo ya Ra, secara lah lo iklas dunia akerat, seneng banget lo bisa nyabet gue gratis."
"Lo juga si, gue tanyain diem, there is what?"
"Lo lama-lama ketularan si bule potan Reni ya? Omongan lo kaya Jenniper Lopez keloloden sendal jepit ukuran 45."
"Adduh parrah . . . sekola berapa taun si lo . . . sini gue ajarin, there is artinya . . ."
"Ada."
"Kalo what?"
"Apa."
"Nah tu lo pinter. Bahasa tu yang gampang aja. ga ussa pake acara dibolak-balik segala."
"Otak lo tu yang kebalik."
"Hehe, ko lu tau? Nah, jadi, ada alamat apa tadi lo ngacangin gue?"
Gue mendelikin Rara. "Ra, lo tu kenapa si tadi ikutan nyatet nomer Pak Anton? Udda tulisan dia tulisan alien, heleketek heleketek, HIH!!"
Rara mrengut. "Gue? Iya. Kenapa? Ga boleh?"
"Tapi ngapain si lo musti ikut-ikutan pedekate gag jelas? GeJe, do pamer, so kecakepan kaya dia? gue kasian ama lo Ra. Lo musti extra super duper sangat waspada sekali (buat guru BI maapiiin kallimat tidda epektip inni . . .).
"Ko elo jadi sensi gitu Li? Biasanya lo enjoy aaja gue deket ama cowo. Mau jelek, pesek, bindeng, cungkring, botak, kalo jelek pokoknya lo diem aja. Nah, baru kali ini gue dapet nomer salah satu makhluk Tuhan yang rada lumayan, lo malah sewot. Harusnya kan kalo gue dapet makluk yang lumayan baru lo anteng, kalo makluknya dibawah KKM (Kriteria Kegantengan Minimal) baru lo boleh menggonggong . . . ah gimana kau ini . . ."
"Tapi . . . yang ini tu beda . . ."
"Aaaah . . . jangan-jangan lo juga naksir . . . aye . . ."
HAH!!! Gue bakal ngerasa otak gue jadi turun ke dengkul en dengkul naik ke kepala kalo gue ampe naksir cowo satu itu. NO!! SORI MAYORI MAI BEBI STROBERI!!! Dunia akerat!!! GAG SUDDDI!!!
Rara molai curiga. "Lo kenapa si? Ko kayanya udda kenal banget gitu?"
"Ni Ra . . . sebenernya . . ."
"Apaan?"
"Dia calon kaka gue."

Gue ngerebahin badan gue yang benernya udah mau dikontrak jadi model pakean bayi (ga penting banget)di kasur kamar gue. Gue melongok ke jendela kamar. Bulan udah nongol. Sepi. Kayak kuburan Cina.
AKKHHH!!! Udda jam setengah tuju nni!!! Ko Tante belon balik jua . . . katanya si dia mo jenguk temennya yang sakit lantaran diselingkuin ama suami ke-4nya (wajar la diselingkuin, sendirinya juga boros suami). Katanya cuma ampe jam 5, ko jadi mulur si??? Kaya kolor aja. Pasti sambil ngelanjutin sidang PANSUS soal korupi arisan . . . gaswad . . . kayanya gue musti nunggu ampe jam 10.
Parahnya, spesies yang perlu dilestarikan, manusia bertubuh BITING, belon pulang jua!!! Apa mungkin dia udda kecantol ama salah satu cewe di sekolah gue? GILA!!! Dari jam 2, ampe sekarangbelon pulang!!! Gue berharap, dia ga dijadiin sepu lidi ama tukang kebon gue, yang udda memperoleh penghargaan PANASONIC GOBEL AWARDS sebage tukang kebon palig berbakti, Pak Kasmadi.
Gue duduk, kesel turon ae boyoke pegel. HHH . . . gak enak ya sendirian . . . sejak nyokap-bokap gue meninggal, Tante Lia nggak pernah ninggalin gue. Baru kali ini-mungkin dikiranya ada Om Sapu Lidi dirumah-tapipipii . . .
Hm, gue miikirin lagi ucapan Rara di sekolah tadi : "Lo beruntung banget li!!! Bisa dapetin kaka kaya Pak Anton, udah ganteng, kocak, baek pula . . ."
"Ra, lo baru liat bungkusnya doang, isinya . . ."
"Ah jorok lo . . ."
"Maksud gue atinya oneng!!!"
"Yah . . . dia sering jailin lo . . . ungkin sebenernya dia saiiang banget ama lo . . . cowo tu gitu, suka ngegengsi . . ."
"GA MUNGKIN!!! GUE YAKIN-SEYAKIN-YAKINNYA!!! Jangan deh Ra!!! Gue belon mau kiamat, gue massi punya utang di Bu iyem, gue juga massi banyak dosa Ra . . . gue udda ngelelpin Reni sampe megap-megap lantaran dia ngelelepin gue ke air rebusan kdok pas pelajaran Biologi, gue udda melorrotin celana Denis di depan Pak Karyo pas praktek renang . . . gue udda masukin gendon ke tas lo, gue . . .
"OH JADI YANG MASUKIN ITU LO!!!??? Bagus ya, tunggu aja giliran lo pas lebaran haji!!! Gue daptarin ke tukang jagal buat kurban gue!!!" jerit Rara sambil pasang tampang ala Reog Ponorogo. Secara, sedetik kemudian setelah dia liat gendon yang lagi berhula-hula di tasnya, dia langsung kejimprakan ala Giring Nidji kena struk, teriak-teriak ala alm. Mbah Surip, lari-lari keliling sekolah ala Valentino Rossi dikejar celeng, sampe akhirnya nabrak Pak Kepsek dengan sukses.
Rara menghela nafas. Nahan napsu buat nyekek gue, dan ngerek gue ke tiang bendera.
"Yah, terserah lo aja deh Li. Tapi ati-ati loh . . . bisa-busa kaiia sinetron, benci jadi cinta, heleh heleh . . ."
Gue nyengir gak simetris(limang senti meng kiwa). "Kalo bisa, gue bakal jungkir balik pake koteka di lapangan basket pas POPDA nanti." sahut gue enteng.
Rara melengos. "Seneng beneran nyaho loh."

Gue ngelongok ke jendela. Widiiiih . . . baru jam tengah tuju aja udah sepi. Gue kladang pengin banget ngusul gitu ke anggota DPR bikinin dong UU tentang pelanggaran ronda . . . GILAAAA!!!! Bapak-bapak disini, udah dibikinin jadual, malah buat bungkus gorengan . . . addduuuuhhh . . . parah. Paling ada juga Bang husen, satpam komplek yang udah kesengsem ama pos ronda, sehidup semati pokoke. Tapi . . . maling nodongin pistol aer aja dia udda merelakan diri nyemplung ke kolam arwananya Mang Ucok (sapa sih sing milih satpame blejig kaiia kue?).
Frustasi, gue nyetel tipi 25 inci punya Tante Lia yang katanya bersejarah, turun-temurun dari jaman G/30/S/PKI (emang jaman semono tipi 25 in wis mlebu ngene?).
gue puter (eh puter deneng, setel koh) RCTI, siapa tau ada sinetron paporit gue (caelah nontone sinetron). CKLIK!
"Slamet malam pemirsa, jumpa lagi di acara UKA-UKA."
"ASTAGFIRULLOHALAJJJIIIIMMM!!!!!" jerit gua sambil; mengganti cenel tipi. SONTOLOYO! Produsernya kelewatan amat si!!! Gue jambak kalo ketemu ntar!! (yalo yalo . . .)
Serrr . . .
HELEH, gerimis pula!!! Mampus dah due!!! Bisa-bisa mati kaku gue! Oh iiia . . . katanya nih, di pohon belimbing depan rumah gue, suka ada suara kunti kalo gerimis . . . kuntinya pake daster putih, sendal sualo, ribondingan, smsan pake hape BB, Mp3an, hi . . . (sapa sih sing gawe cerita kaiia kue???? Ora sisan tuyul numpak odong-odong nok???)
"HIIII . . . HIHIHIH . . ."
SUBHANALLOH!!! BAru aja diomongin udda nongolll???? Ah . . . mungkin cuma perasaan gue ja . . . palingan Mpok Jamilah lagi cegukan . . .
"Hiiii . . . hihihih . . . ngoook . . . sroookkksss . . . HATSYYYIIIIEEEMMMM!!!!!"
Heleh!!!??? Ntar,,, masa sih ada kunti bisa kena plu babi??? Jangan-jangan 2010 ntar ada gendruwo kena farises lagheee??? Ah, setan, ni pasti orang mo ngerjain gue ni . . . awas lo ya, guejepit bibir lo pake jebakan tikus nyaho loh!!!
Eh, tapi . . . gimana kalo ternyata ni orang malah RAMPOK, MALING, TUKANG JAGAL, TERORIS, ABU JIBRIL, SUMANTO??? Walah . . . malah gawat pisan!!! (Bukannya Abu Jibril dah almarhum? Mbarangan . . .)
Gue berjinjit ke pintu sambil nyamber centong nasi yang bersejarah, dulunya pernah dipake opanya Tante Lia buat mukul tentara Belanda. Sekarang mau gue bikin centong ini berjasa kedua kalinya, buet mukul yang ada dibalik pintu.
"Siapa looo!!!" jerit gue. Addduhhh . . . mana gue kebelet pipis lagi . . .
"Saiiia kunti . . . hik hik hik . . . SROOOOXXXX"
"Mana ada kunti masuk angin??? Ada juga kunti HAHO kaya elooo!!!"
"Lo tu yang HAHOOOO!!! Makanya . . . bukain . . . ngik ngik ngik . . . gue kan cuma pake daster . . . dingin tau!!!"
"GUE GAK BAKAL BUKAIN!!! SIAPA LO!!!"
"HATSYYYYIIIEEEMMM!!! Oke oke . . . gue orang terganteng di rumah ini niiii!!! BUKA!!!"
WELEH??? DASAR BOROKOKOK!!! Pentol Korek berani juga ngerjain gue. Huh, biarin aja, biarin diculik Wewe Gombel!!! TIADA MAAP BAGIMUUU!!!
"GAK MAUUUU!!!!"
"BUKA!!!! DINGIN NYOOONNGGG!!!"
"GGGAAA!!! SALAH SENDIRI PULANG TELAT!!!"
"Oh, jadi lo kesepian ya kalo ga ada gue, makasih deh, gue jadi tersunjang."
"MAMAKE PREEETTT!!! SORRI DEH!!! MERAD AJE SONO!!!"
"EH LO!!! NI RUMAH SIAPA???"
"BIARIIINNN!!!"
Hening(Samsons). Samar-samar gue denger suara Pentol korek ngos-ngosan lantaran kedinginan. Kesian juga si. TAPI dia udda pulang telat, nakut-nakutin lagi!!! HHH . . . awas aja . . . gue mutilasi ntar . . .
"Hoi cewe sadis, pe-er dari gue udda lo selesein belon?"
Heh? Peer? OH IIIA!!! Die baru pertama masuk aja lagaknya udda kasi peer yang sama sekali gak ada mupakat-mupakatnya, BELAGU ASLI!!! Udah banyak, mana soalnya ngejak gelut pisan, HHHHIIIIIHHH!!!!
"BELOOOONNN!!!"
"Woi!!! besok mau gue masukin buat nile tugas nonong!!!"
"HAH!!! HAHOOO!!! Soal gitu, berpotensi menambah pasien RSJ kaiiya gitu mau dimasukin??? GILA LOOOHHH???"
"Makanya . . . mau gue ajarin ga?"
Heh? Diajarin? Ama orang yang bikin boooo??? Ya . . . bolehlah . . . hm . . . gue gak au nile gue kebakaran lantaran si alien ini. Lagian kayanya Pak Alie . . . eh salah, Pak Anton uddah nangis kedinginan . . . hmmm . . . daripada besok jadi es balok??? Ntar gue kirim ke kutub ama Bernard bear.
Cklek.
Pak Anton merengut. badan kurusnya udah kaya habis renang di Samudra hindia.
"Masuk." sahut gue enteng tanpa dosa.
Pak Anton nyengir sinis. "Setan lo ya?"
gue bales nyengir sinis sembari ngacungin jari kelingking. "Bapak mo ngajarin saya?"
Dia merengut heran. "Apa maksud lo ni jari? Nantangin gue lo?"
"Addduuuhhh . . . kurang gaul amat si . . . ni artinya janjiiii . . ."
Pak Anton ngelirik. Dia ngaitin kelingkingnya. "Oke." dia senyum, meskipun males gue akuin, senyumnya maniiiiiissss banget . . . (gue udda gilllaaa . . . wuaaaaaa . . . . .) "Malem ini gue bukan musuh bebuyutan lo, tapi Pak Anton, guru matematika lo. Lo juga bukan musuh dunia aherat gue, tapi Alia, murid gue."
"Kita damei malem ini." kali ini gue mesti ikutan ngasi senyum termanis gue buat dia.
"Tolong bantu yaaaa???"

"Ini . . . 2x+4y . . . gini loh . . ."
"Kok bisa gitu? Aneh banget?"
"Ya bisa!! Kamu itu yang aneh!!! Tinggal dengerin aja pake acara protes juga!!!"
"Ehhhh . . . tapi ini kan y-nya . . ."
"HHHHHH!!!!!"
Gue sontak ngeloncat kaget. kalo gue pake mikroskop elektron, ga usah deh kemahalan, kaca pembesar aja, pasti di kepala Pak Anton udah ada tanduk setannya. WWWIIII!!!
"ALIAAAAA . . . Kamu tu ngejak ribut apa gimana si!!! Udah dua jam satu soal aja belon rampung!!! kayanya bapak musti pake infus ya masukin ke kepala kamu!!!"
"WEIIITTT!!! Kalem broooo . . . bapak kan udda janjiiii??? Bakalan sabar ngajarin saiia . . . ga boleh marah lo, ntar cepet tua, sabar yaaa???"
Pak Anton tahan napas 10 detik, bentar lagi dia udda siap sedia buat ngunciin gue di kandang bebeknya Mpok Lihun, tapi . . .
"Oke oke . . . Gue . . . eh salah, Bapak bakal ngajarin kamu sampe bisa."
"Horeeeee!!! Pak Anton cakep dehhh!!!"
"Oh ya makasih. Tapi inget, kalo kamu gak mudeng juga, Bapak udah nawaetu buat mutilasi kamu. Makanya serius dong!!!" Pak anton ngelirik jam dinding donal bebek yang matanya gue ganti pake kancing baju. Entah kesambet apa kumat, dia garuk-garuk kepala.
"Pak, Bapak kerasukan Anoman?"
"EEEEEHHH . . . GA SOPAN KAMU !!! Inget, Bapak sekarang lagi jadi Pak Anton, guru kamu."
"Ya . . . sensi amat . . . napa si? berantem ama tukang kebon gara-gara nginjek rumput menantunya Pak Kepsek?"
"GA BERANI . . . gue . . . eh, Bapak bakal disunat ama Pak Kebon."
"Ya kenapa don??????? Cerita kek, apa kek, ga usah sok deh . . . masalah simpen ndiri . . ." gue nglirik. "Ehm . . . Pak, celananya lupa apa sengaja si? Mentang-mentang saiia cewe??? gitu juga saiia ga bakalan napsu Pak . . ."
"Hah? maksud kamu apaan?"
"I . . . itu . . ."
Dia nglirik ke bawah . . . dan . . .
"WUUUUAAAAHHHH!!!!" dialoncat dari karpet en lari ke balik tembok. Gak lama, mungkin sehabis mastiin bahwa 'itu'nya dah ke gembok bener-bener, dia nongol lagi.
"Jujur deh, lo liat ngga?" tanya Pak Anton pake tampang Bang Napi di SERGAP.
"Liat apa ya . . .? tanya gue santai. YA NGGA LAH!!! NGGA LEPEL LAGI!!!
Pak Anton meringis kaku. Trus masuk kamar, ngebanting pintu, dan . . . CKLEK!!!
WADDDUUUHHH . . . kayanya dia ngiranya gue liat bener deh . . . SORI DEH!!! GEER BANGET!!! PEDE JREENG!!! Kalopun gue liat, mata gue ini(yang kaya matanya Luna Maya, aduhai bo!!) bakal gue congkel, gue ganti pake mata kucing. AMID-AMID!!! Kaya cowo tinggal dia aja!!!
Loh?
Ntar . . . peer gue gimana nasibnya dong?
. . . HHHHHAAAAHHHH?????!!!! . . .
"PAK ANTOOOOONNNN!!!!! PEER SAIIA GIMANA PAKKKKK????? BUKAAA!!!!" jerit gue sambil ngegedor pintu kamar dari kaiiu jati itu (LARA RAH YUUUUNNNGGG!!!!)
***

ANTON : HARI GILA
Cicicuwit . . . cicicuwit . .. koooookkkk kwooookkk .. . (lha ni burung apa kodok si?)
Gue molai berusaha setengah mati ngangkat kelopak mata gue yang kayak ditindih Gajah Sumatra yang lagi Bali dancing.
Gue ngelirik . . . jam 7 . . .
Ohhh . . . tidur lagi deh . . .
HEHHHH????? JAM 7????? Gue meloncat ala atlet lompat tinggi Kebon Jeruk, maraton ala atlit Slipi. Pintu kamar hampir aja gue dobrak kalo gak inget Nyokap bakal dobrak gue kalo ni pintu sampe lecet. Semalem . . . OH YA!!! Semalem jam 9
Pintu kamar gue kunci 12 kali!!! (hayal meund) Setan tu cewe!!! Dia liat pasti!!! Mau ditaro dimana muka gue (yang kegantengan) ini? Pintu gue kunci, en gue ketiduran, yang jelas gue mimpi mutilasi tu cewe bareng Abu Jibril, Nurdin M. TOP, Rian d' Jombang, Sumanto, deelel ( pokoke sesama alumnus RUTAN PONDOK BAMBU).
"MAAAAAAAAAAA!!!!!! KO GA BANGUNIN ANTOOOONNN!!!!" protes gue bak propokator demo mahasiswa.
Mama yang lagi nyiapin makan (lagi belajar niru gayanya Putri Indonesia, mo daptar kali?) cuman nengok. "Eh Ton . . . udah bangun?" sapa Mama tanpa dosa. "Ni ada ceker ayam, cepet sono mandi! Ntar dicakar,,, weeeewww . . ." Mama nakutin sambil maenin ceker ayam goreng tak berdosa itu (gue udah biasa liat pemandangan dunia laen kaya gini).
"Serah ah Ma, mau dicakar, digigit, digoreng, tapi . . . KOK MAMA GAK BANGUNIN ANTOOOONNN??? Anton kan musti kerja, worek, worek! Lagian, semalem Mama pulang jam berapa si? Udah lupa ama rumah??"
Mama menoleh, nyengir. "Jam 10."
"WHATTTTTTTTTTTSSSSS????"
"Stop dulu! Mama belon selese!!!!!!" Mama ngelanjut lagi. "Mama pulang dianterin temen Mama yang bawa mobil, kirain udah pada tidur, berantem lagi . . . ternyata . . ."
"Apa?"
"Mama liat, Alia ketiduran di depan pintu kamar kamu loh!"
HAH??? Ngapain lagi ntu cewe . . .? Bukannya dia tu paling anti ama kamar gue??? Atau jangan-janngandia nunggu guye keluar??? Dunia bener-bener mao kiamat ya???
"Pas Mama tanyain, kata Alia dia nungguin kamu. Katanya peernya belom selese diajarin ama kamu, apa iya kamu ngajarin Alia?"
Gue mengangguk. "Trus?"
"bagus dong!!! Trus karena mungkin dia udah ngantuk, dia cuma bilang, minta tolong disampein maaf buat kamu. Pas Mama tanya,dia malah masuk kamar, tidur deh?"
"Trus?"
"Dia titip ini buat kamu." Mama ngulurin kertas folio bergaris. "Tau? Tadi dia buru-buru ke sekolah, dia manggil-manggil kamu, Mama juga udda bangunin, ketok-ketok, sampe mau Mama dobrak, kamu gak bangun-bangun. Kata Alia, dia pengen banget ngomong sesuatu ama kamu . . . akhirnya dia nyerahin ini, trus pergi. Katanya piket, gak meu telat, takut digoreng ama temen-temennya."
Gue menatap folio bergaris itu gak percaya. Apaan ni? Jangan-jangan dia mau neror gue? Gue buka, ternyata isinya peer dari gue yang guew ajarin tadi malem, tapi dia udah ngerjain ampe selese. Meski banyak yang udah diurek-urek, salah lagi! (wis urek-urek salah mening, ngeneki meund) Tapi . . . hem . . . okelah.
Lho? Apa ni? Ada kertas yang keselip? bon utang ya?

to :Pentol korek/Biting/Sapu Liddi/Jerangkong/hm . . . oke, Pak Anton . . .
from : Nadine Chandrawinata/Luna Maya/Asmirandah/Arumi Bachsin/Artika Sari Devi
Emmmm . . . Pak Anton, Om pentol korek, udda melek pas baca ini? Alia harap si . . . udah mecicil (soalnya kalo gak melek mana bisa baca!) . . . GILA!!!! Pak Anton tidur kok kaya Kebo??? kalo gak inget ini rumah Tante Lia, Alia udah datengin tank ama meriam Rusia buat bangunin Bapak . . . yah . . . tapi ntar Alia lagi yang didatengin serdadu Amerika ama Tante Lia, ngga jadi deh . . .
Nggg . . . Alia mao ngomong apaan ya? Alia cantik ga? (Iia dong!!! So pastiiii!!!!) Alia imyut ga? (Woho . . . gak usah ditanya!!!) Ntar . . . jangan disobek dulu ya kertasnya . . . hehe . . . Pak Anton ganteng kok (yah . . . walopun gak rela . . . hm . . . Alia akuin deh . . .)Hmmm . . . makasih deh buat tadi malem, yah meskipun GeJe . . . udda ngajarin Alia . . . hehe, ntar Alia traktir some, ngutang dong jelas . . .
Hmmm . . . setelah basa-basi (selembar tok) langsung aja . . .
ALIA GA LIAT "ITU"NYA PAK ANTOOOONNNN TAUUUUUUUU!!!!!!!!
KAYA GAK ADA COWO LAEN AJA!!!
AMID-AMID!!!
HIHHHH!!!!!
JABANG BAYIII!!!!
POKOKNYA ALIA GAG LIAT, GAG SUDDDIIII!!!!
Ps : kasi nile 100, AWAS LO!!!
Haha . . . mau gag mau gue nyengir. Ternyata meskipun kayak mak lampir, dia cewe juga ternyata . . . okelah, kali ini gue urungin niat buat mutilasi tu cewe sama-sama alumnus rutan pondok bambu laennya. Haha . . . padahal tiap jam yang gue pikirin cuma Mak Lampir itu bakal nyihir gue jadi sendal jepit, dan gue SHYUEBEL banget ama dia.
He? Jam berapa sekarang?
Tik, tok, tik, tok (lagunya kesha) . . . 07.25. burung hantu muka kriminalis itu melototin gue (emang ada burung hantu yang mukanya gak kriminalis?).
Kayanya gue yang sekarang bakal dimutilasi ama Pak kepsek + guru-guru laen.

"WUUUUUWWWWW . . .!!!"
"HUUUUU . . .!!!!"
"HIIIIIII!!!!!!!"
"HAAAAAA!!!!!!"
"NGIIIIIKKKKK . . . NGEEEEEKKKK!!!! NGOOOOKKKK!!!"
Suara-suara iblis dari dunia laen tambah ngerusak kuping gue pas kaki gue baru 3,7 senti masuk ke ruang kelas XI IA 6. heran, jaman sekarang anak buah gue udda berani ya ama atasan (emange IPeDeeN?).
Oke, setelah gue kebu pake motor bebek minjem di Pak RT (gila, lecet dikit aja gue bakal disate ama ntu abah-abah pelit, maklumlah motorna ngredit, bunyinya aja pas di gas :kriditttttttt, dit, dit, dit, dit) plus kecepatan cahaya sebesar 299.792 km/detik (maklum guru mtk) plus lagi kecepatan kuda, alhasil gue dengan selamat sentosa mengantarkan ke depan pintu gerbang yang dijaga olle : BANG KUSEN (bukan jerumpul lohhhh)!!! Yang udah pasang tampang ala raksasa Kurawa digabung ama Rahwana. Gue langsung cabut (motor gue parkir di depan kelas, takut Bang Kusen nyemprit di kuping, trus ngeluarin pidato yang nyaingin Bung Karno, 'enak aja loh, udda telat massi berani masuk, Indonesia butuh orang yang disiplin, supaya kita tidak melestarikan budaya yaitu jam karet, gimana kalo nanti ada perang, lo telat nembak, mati kan lo, nah begitu pula ama sekolah tu ibarat perang, . . . ' dsb). Total : gue telat 42,575 menit.
"Anak-anak . . . tenang dulu . . ."
"WUUUU!!!!"
"NGEEEKKKK!!!!"
"MBEEEKKKK!!!!"
"42,575 menit ni Pak!!! tepatnya 42,575324791 menit, detiknya . . . itung ndiri, males!!! (ia lah, yang bikin ni nopel juga males kali ngitung begituan, bagi para pembaca yang lagi bengong ngemutin jempol, silakan diitung)" teriak Rasti, cewe keturunan Indo, Cina, Jepang, Tailand, Rusia, Brazil, dll. Cewe yang encer di pelajaran gue (doang).
"Bener bener!!! Inget, telat sedetik aja kita udda rugi, material, moral, tenaga, pikiran, . . . " sambung Resha, cewe yang berpegang teguh pada ilmu ekonomi dan Bapak Adam Smith. Uang seratusan yang jatuh aja gak bakalan luput dari mata ijonya itu, kalo ditanya, katanya : "Seratus perak itu sangat berguna bagi nusa-bangsa Pak, gimana kalo gambar Burung Garuda keinjek-injek??!" nah kalo uang limaratusan kertas? "Biarin aja. Itu kan foto Bapak, Bapak aja yang ambil, gak rela kan fotonya keinjek orang?" habis itu gue jitak ntu anak. (jangan tirukan ini di rumah . . . eh sekolah anda.)
"Iya iya!!! Ntar dulu makanya!!! Dengerin Bapak ngomong dulu kenapa sih!!!" gue angkat tangan kayak mau dieksekusi pake M-150 (bukan minuman lohhhh). "Anak-anakkku tercinta, yang cantik-cantik, ganteng-ganteng . . .kedua setelah Bapak tentunya . . . Bapak itu semalem lembur . . . jadi . . ."
"Telat bangunnya!!!"
ALIA!!!
OH IYA!!! dia kan yang udda berusaha nungging-nungging bangunin gue!!! Mukanya udda dilipet-lipet kayak kapal-kapalan daeri kertas. Kalo gue baca muka : Tadi pagi Bapak tidur apa mati si!!! (emang ada ilmu mbaca muka? Harusnya perlu diadain tuuuu . . .)
gue menghela oksigen. "Alia . . . tadi itu . . ."
"TAU GAK SIII!!! ALIA TU TADI MALEM KERJAIN TUGAS AMPE PINNGIN NELPON KI JOKO BODO LANTARAN GAK NGERTI!!! EH BAPAK MALAH ASIK-ASIKAN PIKNIK KE PULO KAPUK!!! MANA JANJJI MANISSSMUUUU??? MENGAJARRIKUU SAMPEEE . . ."
"MATI!!!!" sambung anak-anak (ya bener si . . . lagune . . .). Suasana hening lagi.
"Alia . . ."
"UDDDAHHH DEHHHH . . . SAIIIA BENCHYYIII!! SHYUEBELLL!! MANGKHUELLL!!! UDDA GAK MAU NGAJARIN, NUDUH-NUDUH, SUSSA DIBANGUNIN PULA!!! Tauk ah elap, saiia ijin ke kantin, eh salah, ke belakang!" Alia menggebrak meja en ngeloyor pergi. temen sekelasnya ampe pucet kaya pocong liat kuntilanak mau bunuh diri.
Setelah beberapa menit dia pergi, tiba-tiba . . . "ALIA GAK LIAT "ANU"NYA BAPAK!!" jeritnya.
Muka gue udah merah kuning ijo (kaya rambu-rambu), tu cewe otak di perut kali ya? kalo gini bisa ketauan kalo . . .
"Anu . . .?" celetuk cahyo.
"WUAKAKAKAKAKAKKKKK! GAGAGAKKK!! WEKEKEKEKKK!!!"(cowo-cowo)
"IHIYYYYYYY!!!!! CHIKICHIW!!!!! PRIKICIWWWWW!!!!!!!!!!!"(cewe-cewe)
" . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . "(cewe-cwe separonya lagi merengut)
"Jangan-jangan . . ." celetuk Stevi, cewe paling bohay di kelas yang udda keliatan banget naksir gue (ceile . . . PD OD).
"Kalian serumah?" sahuit murid-murid lain berjamaah.
MATI . . .
. . . GUEEEE!!!!!! ALIAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!
***

ALIA : MASA . . .???
"Ibu Iyeeeemmm . . . mi bakso 4 mangkok, saos setengah botol, sambelnya 2 sendok sayur, garem 4 sendok teh!!! Jangan lupa mendoan, cabenya yang banyak, kalo perlu satu tampah, RAWITTTT!!!"
Bu Iyem melongo, ga tau, mungkin kelupaan pesenan gue apa aja tadi, se-Indonesia Raya.
Gue lagi BeTe, kapan-kapan gue bakal panggil semua mahasiswa IPDN buat latian gratis : LATIAN NEMBAK PAK ANTON!!!
GILA! GILA!! GILAAA!!! bener-bener tu makluk emang rese, sekali-kali emang perlu gue pasang bom di bawah bantalnya. Udah batalin janji bantu gue ngerjain 'peer yang gak pake mupakat', nuduh-nuduh gue liat 'itu', dan masi banyak daptar kejahatan tersangka, SIALAAAAANNN!!! (yang namanya Alan, sori gue bukan manggil lo)
"Neng Al, jadinya cabenya berapa neng?" tanya Bu Iyem.
"Alia bilang satu tampah!!!"
"Alah, neng mah becanda mulu, satu tampah mah kaga ada neng, emangnya Ibu juragan cabe?"
"Aaaaahhh!!! Pokoknya Alia mau satu tampah!!!"
"Eeee . . . jangan atuh!!! Emangnya Non Al mau bunuh diri? Dosa itu neng, dilarang agama, nusa dan bangsa, para pejuang, sodara sebangsa setanah air . . ."
"Trus gimana dong?"
"Jangan setampah neng . . . " Bu Iyem nyodorin sebaskom penuh cabe. Sesuai pesenan gue, rawit semua. "Sebaskom aja ya, pitamin lo neng."
Sebaskom juga gue uda digotong keranda atuh Bu . . .

Setalah 2 taun 11 bulan 12 hari nungguin Bu Iyem nyiapin mi bakso (Bu Iyem tu masuk nominasi 'pedagang mi bakso ter-leled' tingkat dunia) gue udah asoy menyantap mi bakso. Tapi lidah gue tetep aja serasa mati rasa gara-gara mangkel ama Pak Anton, HIIIIIIHHH!!!
"Bu!! Mi bakso dong, micinnya yang banyakan ya!!"
Heh? Micin? Ni orang waras kapan? Sejarah baru ni ada orang pesen micinnya dibanyakin, gue catet ntar.
Gue menoleh ke sumber suara, dan . . .
OH NO!!! YAKINKAN AKKU TUHANNNN (NIDJI)!!!
Apakah gue massi hidup? Halo halo? Oh yes gue waras 1000%.
Mata gue, gak lagi eror kan?
AN . . . AN . . . ANDR . . . (alah uda pernah belajar ngomong belom si lo!!!)
ANDREEEWWWWWWWWW!!!!! (elbeye begede)
"Hey, elu!! Bolos juga, Al?"
Gue kayane bisa ngerasain sarap-sarap telinga gue macet masal jurusan Telinga-Otak, supir-supirnya pada ribut, butuh 4 menit biar bisa jalan lancar lagi, ngebut masal.
"O-oh iya!!! A-a . . . eleh, salah, elu . . . bol . . . bol . . ."
"Bolong?"
Cakep-cakep rada rijek, gue gedeg.
''Bolos?"
"I . . . iiiaaa . . ."
"Iya ni gue bolos . . . gila, pelajaran Mister Tukul 2, lama-lama gue jamuren!!!"
Oh . . . pangeran . . . biarpun elu berjamur, lumuten, bahkan cacingen sekalipun, lo tetep pangeran Ndrew . . . gue tetep aja mau ama elo, seandainya aja gue Nobita, gue bakal minta alat jadian ama Doraemon . . . seandainya . . .
"Oi!!!" Andrew melambai asoy di depan muka gue. "Ko lo liatin gue gitu? Ada cabe nyelip di gigi gue?"
"O-oh . . . ngga kok!!"
"Dan . . . elo makan mi baso berapa mangkok . . .?" tanya Andrew sambil ngelirik 4 mangkok baso disamping gue.
"O . . . oh bukan!!! gue cuma makan satu . . . iya satu!!! Yang lain . . ."
"Non, mangkoknya uda semua, cepet amat ya?"
Bu Iyem ngedeketin mangkok-mangkok tercintanya yang notabene punya mertuanya itu. "Udah Non Al, mau Ibu cuci ni . . .? Mumpung belon istirahat, ntar kalo udda kedatengan rombongannya si Sodik 'baksomaniax', wah mampus saiia Non!" katanya sambil nagngkatin mangkok bekas gue.
Andrew menoleh sinis ke gue. "Yang lain . . .?"
Aduuuhhh . . . Bu Iyem ngerusak skenario aja ni!!! (yang nulis : oi oi . . . emangnya yang bikin skenario elo?). "O . . . eh . . . itu . . . gue . . . yah, lo tau kan, gue punya 4 perut?"
Andrew ketawa . . . oh ya Alloh . . . Andrew ketawa . . . oh no . . . giginya ngecling kaya tembok rumah sakit, suara ketawanya serasa nentremin ati banget . . . kaya ada 1000 bayi-bayi cupid lagi niup trombon ( lo, emang bayi bisa niup trombon?), lagunya : CiDaHa dari Ungu dihati gue . . . Michael Jackson, Christian Bautista, Afgan . . . lewat!!! Inikah namanya cinta? Oh inikah cinta? Cinta pada jumpa pertammmaaaa . . . (cieileiii . . .)
"Hmmm . . . lo lagi bete ya Al?"
"Lo . . . lo nanya ke gue??"
"Bukan, ke Bu Iyem . . . ya ke elo lah!!!"
"E-eh iya . . . iya iya!!! Iya deh . . . gue emang lagi bete . . ."
"Kenapa? Tumben banget?"
Yang kenapa itu lo Ndrew!!! Kenapa lo nanya soal ini ke gue? Pas gue lagi serasa 'dunia milik berdua' ama elo disini (Bu Iyem ngontrak). Gue jadi inget lagi ama si ALIEEENNNN!!!
"Al, kenapa? Kok muka lo jadi ditekuk gitu?''
"Mmmm . . . oh . . . nggak . . . sori sori . . ."
"Oh gue tau, lo lagi ada masalah ya ama Pak Anton?"
JDHUERRRR!!!! CRATZZZ!!!!
Kayanya sekarang gue tau rasanya kesamber petir di siang bolong. KENAPA LO MUSTI TAU SI NDREWWW????!!!!
"Gak usah ngeles deh lo Al . . . gue udda denger dari kelas lain . . . katanya lo lagi deket ama Pak An . . ."
"STOOOPPPPPP!!!! NGGAAKK LLLAHHH!!! HIHHH!!! BRRRR!!! SSSS!!! NGEEEKKKK!!!" potong gue.
Rara!!! Oh pasti, 1000% . . . dia emang BIGOS sejati. Kapan-kapan gue daptarin ke SILET, Feni Rose dapet saingan nih!!! Gila, ko dia bisa cerita ke Andrew si??? Ngawur pula!!! Awas ntar lo gue bejek biar jadi bubur ti bayi . . . tapi . . . tebakan Andrew soal gue lagi bete gara-gara Pak Anton . . . emang TING TONGGG!!! 2 Milyar buat lo Ndrew, ambil aja di Bank Century, ngutang dong . . .
"Ohhh . . . bukan . . . ?Jadi itu cuma gosip . . .?"
"Bukan gosip Ndrew, MURNI NGACO!!!"
"Hhhh . . ." Andrew menghela oksigen (siplah bahasane). "Tapi Al . . . kayanya, mungkin gue tau deh kenapa lo ampe bisa shyebel setengah mati ama Pak Anton . . ."
"Maksud lo?"
"Secara lah, walopun dia baru ngajar disini . . . gue bisa tau, kalo dia tu kaya-kayanya emang cowo so tau, pelit, jail, tukang ngomel, kekanak-kanakan . . ."
"Eiiitsss . . . ntar ntar . . . tau darimana lo Ndrew?"
"Nggg . . . gue tau dari . . . cara ngomong . . . iya, cara ngomongnya!!"
Lho, kok Andrew aneh banget? Pak Anton kan baru ngajar beberapa hari ini? Ko dia bisa ngomong kaiia gitu?? Gue aja yang udda 24 jam kali berapa hari sama dia aja ga sampe segitunya . . . tapi . . . emang iia si?
"Ah, ia Al, dan dia tu kaya-kayanya tipe cowo yang bisa maenin cewe, lo ga boleh deket-deket dia . . ."
"STOP!!!!"
Andrew kaget. Gue 5 kali lebih kaget sampe mau mbalik ni meja (kalo gak inet nantinya gue bakal dibalik ama Bu Iyem). WOW! Gue berhak masuk sebagai keajaiban dunia ke-8, GUE BELAIN PAK ANTON!!!??? Ow . . . jangan salah paham, ntar sampe rumah ni mulut bakal gue gampar, seenaknya aja ngomong tanpa perintah majikan??? (ceileh?) Tapi habisnya Andrew ANEH. Dia seolah-olah sengaja jelekin Pak Anton, padahal kenal aja ngga gitu . . . tapi mungkin dia cuma kawatir aja ama gue (yahaiii . . . cuwit-cuwit).
"A . . . ah . . . sori . . . (gue salting . . . hahay)"
"Ah, gapapa, gue ngerti kok, kita bahas yang lain aja ya . . . eh lo hari besok ada waktu?"
"Lo mau ngapain?"
"Emmm . . . gue mau ajak lo jalan . . . gimana? Bisa??"
Astapirulloh, Subhanalloh, Allohu Akbar, La haula wala quwwata ila billah . . . (monggo sareng-sareng . . .) . . .
Gue musti telepon Tante buat nyiram gue pakke air sumurnya Bu Mirah . . .
GUE PASTI MASIH TIDUR!!! GUE PASTI MIMPI!!! Gue bisa liat kunang-kunang lagi dansa, breakdance, salsa, holahop, ama skiping di muka Andrew (kunang-kunang skiping kaya apa?), gue bisa liat wajah Leonardo Di'Caprio di muka Andrew, andai ada kaca spion, pasti pas gue ngaca, gue bakal liat muka Emma Watson gantiin muka gue . . . gue juga bisa liat sayap burung merpati di punggung Andrew (sekali-kali sayap kecoa kek . . . jangan merpati terus?) . . . Oh Andrew . . . GUE GAK MIMPI KAN???
"Bisa?"
Gak bisa pun gue bisa-bisain sekalipun gue bakal mati gara-gara bisa ular, masuk neraka, ato apapun dah . . . (bisa-bisanya gue mikir gini-yang bikin kurang kerjaan sih). Wlau baday menghadang . . . teng do deng dong . . . (lagune Ada Band).
"Beb . . . beb . . . beb . . . bis . . . bisss . . ."
"ALIAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!"
GUe menoleh ke arah suara geledeg barusan.
OH NOOOHHHHH!!!!!!!!!!!!!!
***

ANTON : LO KENA, GUE JUGA.
Alia melongo.
Gue meringis.
"KESINNNII KAMUUUU!!!!!!!"
Perlu 3 detik buat sarap-sarap otak Alia yang emang udah sarap buat nyadar bahwa monster HULK yang berdiri di depannya, pake setelan jas item (baru loh-ngga nanya tuh?), kemeja putih, dasi item, dan sepatu habis disemir, itu adalah makluk terganteng bin tercakep di rumah. Gue giddu loh. ANTON.
"Sori, Ndrew, ada Hulk, gue musti cabut sekarang." bisiknya sambil ninggalin cowo yang dipanggil 'Ndrew' itu. Si 'Ndrew' ikutan melongo.
"Al . . . yang tadi . . ."
"Ntar gue esemes elo." Alia cabut.
KABURRR!!! KEJARRR!!
"ALIAAA!!! BERHENTIIIIIII!!!!!!!!!!!!!"
Gue ambil langkah seribu buat ngejar cewe syaitonirojim itu. Gila, tu cewe lari kaya kecoa bak Valentino Rossi lari maraton ngejar maling sendal di musola (geje . . .). Gue en setan betina itu kejar-kejaran sejauh . . . meter (gue ga bawa meteran).
TENG! TONG! TUNG OPAK-OPAK OJING-OJING (bel kosidahan, belum ada loh)
MATI GUE!!! JAM ISTIRAHAT!!!!
"ALIA!! BERHENTI LONTONG!!! ISTIRAHAT NI!!!"
"SEBODO!! GUE UDA ISTIRAHAT!!!"
"GUE MONYONG!!! GUE BELON SARAPAN!!!"
"SEBODOOOOO!!!!!!!!!!"
"ALIAAAAA!!!!!"
Gue en Alia terus kejar-kejaran, molai dari ruang kelas X 1-10 ( 10 kelas 1 WeSe, Di depan kelas bok! Kejar-kejaran kaya pelem India), diliatin, jelas. Disorakin, apalagi. Terus menuju koridor ruang TU (habis ini si Rohman, pegawai pengurus SPP bakal bikinin gue surat rekomendasi ke RSJ)., taman sekolah plus ruang kelas XII IPA 1-10 (lagi-lagi lewat kelas), loncat korsi di koridor UKS, ngelewatin lab Fisika, Biologi, Kimia, Komputer, Bahasa, Ruang Multimedia, deelel (mungkin nanti Bu Jamiun, guru Biologi, bakal neliti gue karena dikira spesies langka yang perlu dilestarikan, termasuk cewe ini lantaran kejar-mengejar kaya orgil), kelas XI IPA 1-10 (gue paling enek nih, paling keras nyorakinnya, BONEX lewat), dan selanjutnya . . . kantor guru ples ruang kepsek.
Gue bakal disangka gila, ALIA MAU LONCAT PAGAR!!! DAN . . .
GOOOLLLL!!!!!!!!!!! ALIA GUE TANGKEP!!! (ditangkep kok gol?-penulis : woy,,, sini yang bikin! Situ diem aja gak usah reang)
"HEH!! Mau kemana lagi lo, CURUT!!??"
"Lepasin!!"
"Ga bakalan!!!! Salah lo udah bikin gue mau mati lair batin!!"
"Lepasin!!! Saya gak sudi dipeluk ama Bapak!!! Saya anti virus H1N1!!!!!"
OH NO!!
Gue emang nangkep dia, tapi kenapa malah MELUK dia gini!!
Gue cepet-cepet ngelepasin tangan gue, takut ketularan H5N1. "Gak usah lo suruh pun, kalo bisa gue emang bakalan amputasi ni tangan gue, udda tercemar polusi, HIH!!!"
Alia diem tanpa kata (D'Maziv), tiba-tiba dia siap-siap cabut lagi. Gue secepat geledek (bosen secepat kilat mulu) buru-buru nangkep tanga kuntilanak itu.
"Mo kemana lagi lo? Kuburan?"
"Lepasin!!!!"
"Gak akan!!!"
"Apa salah gue???!!"
"Harusnya gue yang nanya, apa salah gue ampe elo bolos pelajaran gue + ke kantin pula!!!??"
"Saya udda nungguin Bapak daritadi!!"
Alia nutup mulut. Gue kaget 180 derajat. Mukjizat ini namanya.
"Lo . . . lo kangen ya ama gue?"
"NGEEKKK!!!! GUBRAG . . . NGUIKKK . .. NJERAKKK!!! Dunia kiamat!!! Saya bukan kangen ama Bapak . . . TUGAS!!! TUGAS!! Yang udah mati-matian saya kerjain semalem suntuk . . . kenapa gak buruan dikorek aja . . . malah pake acara lama-lama, telat pula!!!!!"
"Korek? LO kate korek kuping? Koreksi kale???"
"SEBODO AMIIDDD!!!!!!!!!!"
"JANGAN DI KUPING LONTONGGGG!!!!!!!!"
"BIAR GAK BUDEGGG!!!!!!"
"HEH!!! BRISIK BAE, BOCAH JERE MBUDEGI TOK!!! (terjemahan : heh, brisik aja, jadi orang bikin budeg doang!!!!)
Gue en Alia menoleh.
Setan, eh salah, Ibu Wakasek nongol bebarengan ama wajah genderuwo betinanya itu, kayak ibu-ibu gagal dapet diskonan toko kelontong.
Ibu Gendruwo . . .heleh salah, Ibu Wakasek mbenerin kacamata ples-minesnya ala gaya Dokter Boyke.
"Pak Anton? Oh ...panjenengan, mbok si wong edan mlayu-mlayu kosih kaya wong ngudag celeng? (terjemahan : oh kamu, kirain orgil lari-lari sampe kaya orang ngejar babi hutan?)" tanyanya pake logat Bumiayuan (penulis :kampung saiia itu, wohooo . . .)
"I . . . iya Bu . . . ini babi hutannya . . . ADHAUWWW!!!!!!!!!" Alia nyubit perut gue sekenceng-kencengnya (PS buat para pembaca : kalo orang tangannya kecil, nyubitnya bukan pegel, tapi PERIH (pengalaman penulis, curcol terselubung).
"Ini siapa?" Bu Wakasek nuding Alia (tanpa dosa men).
"Nggg . . . saiia Alia kelas XI IA 6 Bu . . ."
"Oh . . . kamu murid??? Saya kira kamu guru disini?"
Gue gak yakin kacamata si Ibu Wakasek ini minus 2 ples 1,5, seharusnya minus 24 ples 32 . . . tau . . . Ibu Wakasek ini palsu, sampe gak tau seragam muridnya sendiri?
"Trus, ngapain kamu ngejar-ngejar siswi kaiia dia, Mister Anton?" (caelah . . . gue dipanggil mister . . . yang bikin ni nopel ntar saiia Yasinin - penulis : heh!! nyong messi urip kiehhhh!!!!)
"Saiia . . ."
"Ohhh . . . saiia tau . . . kalian pacaran kan??? Sampe kejar-kejaran kaiia pilem India Kuch-Kuch Hotaheee (apal pisan!!!)? dengar ya, sekolah tidak mengijinkan ada murid-guru pacaran!! kalian berdua, keruangan saiia sekarang!!!"
Sekarang, gue mulai yakin Ibu ini cuma klining servis jalanan yang lagi nyamar jadi Ibu Wakasek.
***

ALIA : 10 KELAS BIKIN GUE GILA!!!
"Sesuai peraturan sekolah pasal 37 ayat 105, 'Tidak boleh ada hubungan lain di sekolah selain untuk urusan sekolah.', pasal 37 ayat 310,' pelajar tidak diizinkan menjalin hubungan pribadi dengan siapapun di lingkup sekolah.', dan pasal 73 ayat 36, 'Dilarang keras hubungan pribadi antara guru dan murid.', pasal 32 ayat 307 . . ."
Gue menghela napas . . . eh kelalen, oksigen. Habibie, Einstein, Edison, kalah deh ama ni cewe menopause yang apal 2.176 pasal 10.373 ayat peraturan sekolah (pantes aja dia lupa ma seragam murid, kepenuhen memori, beli memori eksternal donggg . . . lagian ni yang bikin nopel siapa si??? Ngarang aja pasal ampe segitu banyak . . .)
Pak Anton tidur. Satu hal tentang dia yang bikin gue maklum, sekaligus nyadarin gue bahwa dia juga termasuk manusia yang normal yang tidur habis dengerin ceramah seputar pembacaan pasal-pasal selama 2,47 jam non-stop (kayak musik aerobik). gue beruntung, gue gak tidur . . . tapi . . . rasanya habis ini gue musti periksa ke dokter TeHaTe, gara-gara denger ceramah radio loakan macem ni . . . (gak denger ini orangnya . . .)
Hmmm . . . gue molai mentengin Pak Anton (manteng? Lo kate pemandangan puncak?). Iya si, dia tu nyebelin, dunia akherat, jail, bawel, pelit, medit, rewel, dan konco-konconya. Tapi . . . dia ko lama-lama keliatan manis juga ya, kalo diliat-liat, ganteng juga dia. Rasanya gue molai ngerti kenapa temen-temen gue banyak yang naksir ama dia. Padahal, pertama gue ketemu dia, HIH BORO-BORO . . . NGEEEKKKKKK!!!!
Tapi . . .
"ALIA TITIK-TITIK!!! JANGAN BENGONG!!!"
O EM JI!!! Radio soak . . . eh Bu Wakasek molai koar-koar, gue kaget. IYALAH SECARA.
"Eh Bu, nama saiia ko Alia Titik-titik? Gak keren banget!!"
"Ya . . . karena saiia tidda tau . . . nama panjang kamu . . ." ujar cewe menopaus itu nyante. "Kamu, Alia Titik-titik (aduh . . . nama gue jadi gak mutu banget . . .), udda jelas dibilangin, guru murid tidda diijin kan punya hubungan khususssss!!! Eh malah massi ngelirik-lirik!!! Dan kamu . . . PAK ANTON!!! JANGAN TIDURRR!!!!" BRAKKKK!!!!! Suara palu diketuk . . . eh salah, meja digebragg.
Pak Anton ngelonjak. "EHHH BANJIRRR!!! BANJIRRR!!! AYO NGUNGSI KE RUMAH PAK ERTE . . . EH PAK LURAH . . . EH PRESIDEN . . . EHHH . . ." (cakep-cakep latah . . . beeeeuuhhh . . .)
Pak Anton termasuk orang paling malang se dunia yang pantes dapet penghargaan "Orang Malang" award (haha ngko ndarani wong sing Malang).Soale, pertama buka mata dari mimpi banjir udah ketemu ama gunung meletus.
"Eh . . . patung pancoran . . . eh salah! Ibu Wakasek . . . halo Bu . . . pimen kabare . . .?" Pak Anton cengar-cengir so imyut kaya Omas gabung ama Jeng Kellin.
"Jadi kamu tuh daritadi tidur!!!???" cerocos Bu Wakasek.
"Iya lah, masa mati?"
"APA KAMU BILANGGG???!!!"
"EHHH MATI . . . EH NGGA KOK!!!"
"YANG BENERRR!!!"
"AMPUUUNNN!!!"
"YANG BENERRRR!!!"
"IYA IYA AH TIDURRR . . . BENTAR DOANGG!!!"
"APA KAMU BILANG!!!???"
"AH KECEPLOSANNNN!!!"
Debat konperensi ASEAN itu di-pause bentar.Patung pancoran . . . eh Bu Wakasek menoleh ke arah gue pake muka sadis ala Feni Ros.
"Kamu juga!!! pake lirak-lirik segala lagi!!!"
"Ihh ko saiia Bu? Apaan sih??" bawel amat si ni ibu-ibu.
"Hah . . . pake boong lagi . . . kamu ngelirik ke Pak Anton terus kan???"
Gue melotot. Buset ember pisan . . . gaswat ni . . . mau dikemanain muka gue??? "Apaan sih Bu!!!"
"Lo ngelirik ke gue?" Pak Anton keburu nyerobot.
Gue berdiri. GILA NI COWO GEER BANGETTT!! (Gede Rai).
"Si . . . siapa yang ngelirik Bapak??? Hih amid-amid!!"
"Lo ngelirik gue kan pas gue tidur??? Yipiii . . . gue tersanjung dehh . . ."
"APAAA!!!???"
"UDAH DEH LO GA USAH PAKE MUNAPIKK!!! AKUIN AJA GUE CAKEPP KAN???"
"WUHEEEKKKK???!!! NGEEEKKK!!! YERAKKK!!!"
"EMANG IYA KAN???"
"CONGKEL AJA NI MATA ALIAAA!!!"
"LOH KO KALIAN RIBUT SENDIRI???" jerit bu Wakasek kayak burung keak (burung gagak kalo di Jakarta). "Kalian ini ya . . ."
TORET, TOREEEROTOREET . . .TORERORETT . . . TOREROREROREEETTT!!! (belnya lagu Gelang Si Patu Gelang, jadi kangen SMP,huhuhh).
"YESSSS!!!" jerit gue + Pak Anton bebarengan (iih ko gue bisa-bisanya barengan??? HIHHH!!!).
Bu Wakasek menoleh. "OH YA AMPIYUUNNN . . ." (elbeye begede).
"Napa Bu . . .?" tanya gue.
"Telenovela Marimar uda kelewat ya Bu?" Pak Anton ikutan nimbrung.
"PERJODOHAN, TAU!!! PERJODOAN GUE!!! SAIIA PAMIT DULU YA!!! BEBEYYY!!!"
Bu Wakasek ngeloyor pergi. Gue ama Pak Anton melongo bebarengan (bareng lagi!!!).
KRINCING!! Wah, ada duit cepek dari saku jas Bu Wakasek. Daripada nganggur, kata pepatah yang kecil tuh juga berharga, mending gue ambil aja, satu . . . dua . . .
"E . . . ketinggalan!!" tangan setan . . . eh tangan bu Wakasek itu balik lagi nyerobot duit kricik cepek yang jaraknya tinggal 0,57 mili dari tangan gue dengan kecepatan 75 km/jam (emangnya motor bebek?).
Bu Wakasek nyengir mamerin giginya yang dikawat ngga rata, mencang-mencong. Trus ngeloyor lagi. ASEM KECUTT!!! (asem ya kecut ya??)
"HA HA HA HA HA!!!" Pak Anton ketawa guling-guling.
Sekarang gue pingin jadiin dia kambing guling.

"Lu masi di kelas, kuntilanak?"
Gue menoleh. "Apa lo, sambel goreng petee!!!"
Jerangkong melotot. "Sambel? Siapa? Lagian lo yang sopan dong, masa sama guru manggilnya 'elo'!!"
"Diem ah, pushying. Lagi kaga pingin cari ribut. Ocret?"
Pak Anton ngedeketin gue. "Gue mau pulang sekarang." katanya sambil ngrincingin kontak motor yang gantulane (eh deneng gantulane . . .) maksudnya gantungannya Petrik Star (bukan Petruk Star) di depan muka gue.
Gue melengos. "Ya udah sono meratt." gue nyapu lagi.
"Ya uddalah . . . gue pulang . . ." katanya sambil jalan ke pintu. Sono, mau pulang ke rumah kek, ke hutan kek, ke pangkuan-Nya juga boleh (hezzz mbarangan . . .). gue yang lagi BeTe, tambah BeTe gara-gara si setan cungkring itu. Gini ceritanya . . .
. . . (Pak Anton lagi haha-hihi ngatawain gue)
"KALIAN DIAMMM!!!"
Sontak gue en Pak Anton langsung pasang sikap sempurna.
setan udah pergi, ganti iblis (ni anak dari tadi ngehina orang mulu). Bu Devita Ayu Azhari, guru bePe yang (mungkin) masuk daptar keluarga Azhari cuma . . . karena kecungkringen, jadi gak dianggep. hebatnya lagi, Bu Ayu ini gag se'ayu' nama en wajahnya. ketimbang Guru BP, gue lebih suka dia dipanggil Algojo jaman Sultan Harun Ar-Rasyid (idih keren men . . .). Tampang uda kriminalis, suara lebih kriminal.
"I . . ini Bu . . . Alia berisik terus . . . " Pak Anton nunjuk idung gue.
"E . . . eh ngaco!!! Emangnya siapa yang tadi ketawa guling-guling kayak drum minyak tanah??"
"Engga tuh . . . gue gak ngerasa? Itu kan elu!!!"
"Iyaa . . . itu Bapak!!!"
"ENGGAA!!!"
"IYAAAAA!!!"
"ENGGGAAAA!!!!!"
"IYYYAAA!!!!!!!"
"RIBUT LAGI!!! MAU MATI HAH!!!???" Bu Ayu nyelonong.
"DIEMMMMMMM!!!!!!"
UPZZ!!!
Aku en Pak Anton nutup mulut barengan (bareng lagiiii!!!).
Bu Ayu melotot ala harimao Sumatra. "MAU MATI!!!?"
"E . . . engga Bu . . . sori keceplosan . . ." gue nyengir sambil nyubit si Cungkring.
"I . . . iiyyya Bu . . . biasa . . ." si Cungkring dalam kurung Pak Anton nginjek sepatu gue pake tenaga kuda. Kalo gak inget ada ibu-ibu kriminalis ini udah gue masak ni orang jadi semur daging.
"Kalian tadi Ibu liat lari-lari keliling sekolahan, emangnya MOS?!!!"
"I . . . itu . . ." gue mangap . . . tapi . . .
"PASTI KAMU ALIA!!! DASAR ANAK NAKALLL!!!"
"Lhe? Bukan saya Bu . . . emang sering . . . eh salah!! maksud saiia tiap dua hari sekali bikin masalah ama BePe (bukan Bambang Pamungkas), tapi bisa saiia jelasin . . ."
"Sudah jelas sejelas-jelasnya!!!"
"Saya terangin . . . "
"Sudah terang seterang-terangnya!!!"
"Saya yakinin . . ."
"Sudah yakin seyaqin-yaqinnya!!!"
"Saya matiin . . ."
"Sudah mati semati-matinya . . . EH SIAPA YANG MATI!!!"
Gue nyengir. "Habis . . ."
"Sudah!!! Pasti kamu kan biang keroknya!!! Ternyata bukan cuma bolos, makan mendoan dage pas pelajaran, tidur ampe 3 jam, tapi juga berani menggoda guru baru disini ya . . .!!!"
"Waduh!!! Bu . . . tapi ini . . ."
"TAPI APA!!!" bentak Bu Ayu. Tuh kan kalo adegan gini pasti jawabannya 'tapi apa'?
"Teruskan!" lanjut Bu Ayu (sepisan-pisan owh . . .)
"Tapi Bu . . . Pak Anton duluan yang ngejar . . ."
"Loh? Kok elu bawa-bawa gue?"
"Emang iya!!!"
"SUDAH-SUDAHH!!! Kalo dia emang ngejar kamu, pasti karena kamu yang lari duluan kan??? Hukuman untuk menggoda guru, PIKET BERSIHIN KELAS!!!"
Dih, suara aja yang gede. Kalo piket doang mah . . . kechiellll . . .
" . . . KELAS XI 1-10!!! Awas kalo ngga bersih, KEEEEKKHHH!!!" Bu Ayu merad. GILA!!!
4 jam berlalu. Jam 5 kurang 5,7 menit (lah ribed temen).
Gue udah nyampe kelas XI IPA 1 yang terakhir dengan selamat. Bersihin kelas XI Ipa 1-10 . . . lu kate gue clining serpis?? Pak Rahmat, klining serpis sekolah bakal joget balet di tengah lapangan upacara karna ga perlu lagi bersihin 10 kelas XI, karna : udah gue bersihin. Mana kelas XI IPA tu paling jorok se SMA BAKTI NUSA, bohong kalo laci bersih, bawah meja rapih, tempat sapu nge-CLING, bakal jadi orang munapik semua. Komposisi laci kelas XI IPA : contekan (wajib ada), duit receh, bungkus permen bekas malak ke anak-anak IPS (anak IPa disini terkenal gak pernah modal, malah malak), upil, sendal jepit, permen karet yang uda keras kayak semen holsim, de el el ( ada celana Upil-Ipil juga loh!).
Dan lagi, kenapa pas lagi cape-cape si cungkring malah gangguin gue?
Bagus, dia udah pergi. SONO!!! Gue lagi bete, jangan sampe . . .
"Oi, gak pulang lo?"
Gue menoleh. OH NO . . . kenapa . . .???
"Bapak . . . balik lagi?"
"Ye, ye, yeee . . . geer, pulpen gue jatuh disini, NIH!!" die salting.
Gue nyengir sinins. "Alesan."
"E, emang ko, nih! Udah ketemu!! Dah, gue pulang!!"
"Iya iya cepetan sono pulang!!" jawab gue sekenanya sambil ngelap meja.
Sunyi.
"Gue pulang loh?"
"SOOKKK!!! LOSSSS!!!"
Sunyi lagi.
"Pulang loh gue?"
"MASIH DISINI JUGA???" gue melotot. Apa si maunya?
Pak Anton pasang tampang suker. "Oke, sori, gue udah bikin lo dihukum gara-gara gue ngejar lo ampe keliling sekolah."
Gue melengos. "Sebodo ah, pulang sono! Ribet mulu!"
"Alia, woy! Gue minta maap beneran nih, suer!"
"BODO BODO BODDOO!!!"
"ALIA!!!!"
"BODOOOOOOOO!!!" gue nutup telinga kenceng-kenceng.
Pak Anton ngeliatin gue pake muka sedih kaya ibu-ibu yang ngga dibolein nawar sayur kangkung di pasar. Gue ga tau dia bo'ong apa ngga . . . Tapi . . . dia udah pilluu banget.
"Oke." katanya lesu. "Gue pulang ya, sori."
Gue diem seribu kata. Gue tutup kuping meski masi kedengeran juga, gue ga goblok-goblok amat (amat-e kue sing ngederi).
"Info aja, Nyokap gue malem ini nginep di rumah temen arisannya. Malem minguuan katanya, dah . . ." Pak Anton ngeloyor.
Tinggal gue yang melongo.
Gila. Gue gak salah denger?
Berarti malem ini gue cuma berdua ama si cungkring?
DUNIA INI GAG ADIIILLLLLL!!!!!!
***

ANTON : CEWE ALUMNUS RSJ
BEGO BEGO BEGO!!!
Gue ngerasa jadi orang ter-BEGO se-dunia akherat. . . . Gue yakin Barak Obama, Aquino, EsBeYe, dan konco-konconya bakal kasih gue penghargaan "DE SETUPIDEST MEN INDE WORELED" dan ngasih tuh penghargaan didepan 553 keledai yang nyengir kuda (salah, nyengir keledai ding) di tribun penonton sambil ngeliatin gue.
NGAPAIN TADI GUE MINTA MAAP KE ALIA???
Gue ngejatuin badan gue yang 54 kilo itu ke kasur kamar gue. HALOOOO??? Apa sih yang tadi gue pikirin??? Apa salah gue sama Alia??? Nginjek kaki? Nyolong sendal? Ga masuk akal!! Dia lapor polisi toh nunggu sampe dua kali kiamat juga gue ga bakal kecolongan. Bikin dia dihukum? Dia juga yang ngeneki njeleih lair batin nang awak pating greges, HIH!!! (basa ndi kue?) AMIT-AMIT SORI YAHHH!!!
Gue ngelirik jam. Setengah lapan kurang semenit.
Alia ko belon pulang?
ALIAAA!!! Gue ngeloncat 2 meter dari kasur (guepun heran kenapa gue bisa ngeloncat kaya maling gitu?). GILA!! DIMANA TU CEWE?? JANGAN_JANGAN MASIH DI SEKOLAH?? Gue nyamber hape. TIIIT . . . TUUT . . . TUUT . . .
Haa . . . akhirnya nyambung . . . tapi, LHO?
GUE KAN GA PUNYA NOMERNYA ALIA? Jadi siapa yang tadi gue telpon?
PET!! gue buru-buru matin hape. Sebodo amat ama orang yang kurang berumtumg dapet telpon nyasar gue , toh dia ga bakal mancung gue. Gue nyamber jaket item lungsuran punya bokap dulu.
Terpaksa. gue musti jemput dia.*SS*